Brussels (ANTARA Newsw) - Uni Eropa (EU) menurunkan prospek ekonomi untuk Inggris dan seluruh blok pada Selasa dengan mengatakan bahwa keputusan Brexit mengantarkan ketidakpastian dan akan membebani pertumbuhan.

Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) di 19-negara zona euro diperkirakan akan melambat menjadi antara 1,3 persen hingga 1,5 persen pada 2016 dari perkiraan sebelumnya 1,7 persen pada Mei. Angka-angka pertumbuhan yang sama diperkirakan untuk tahun berikutnya.

Ini berarti hilangnya PDB 0,25 persentase poin menjadi 0,5 persen pada 2017, yang kurang daripada di Inggris (1,0 menjadi 2,75 persen), kata sebuah laporan yang diterbitkan oleh Komisi Eropa, badan eksekutif blok itu.

"Pilihan tinggalkan oleh warga Inggris diperkirakan akan memperlambat konsumsidan investasi swasta serta dampaknya terhadap perdagangan luar negeri," kata laporan.

Laporan itu memperingatkan bahwa referendum Inggris telah menciptakan sebuah "situasi yang sangat tidak pasti," yang kemungkinan akan berlangsung untuk beberapa waktu, dan akan mempengaruhi tidak hanya Inggris tapi juga seluruh ekonomi Uni Eropa melalui beberapa saluran transmisi, terutama ketidakpastian, investasi, perdagangan, dan migrasi.

Peningkatan ketidakpastian di Inggris dan negara-negara anggota lainnya diperkirakan akan menghambat keputusan investasi baik dengan penundaan mereka atau dengan pengambilan mereka dari meja, setidaknya sampai ketidakpastian berkurang.

Sementara blok tersebut sedang berjuang untuk melawan tingkat pengangguran hampir dua digit.

Sayangnya, keputusan Brexit diprediksi memperlambat pemulihan pasar tenaga kerja yang sedang berlangsung karena meningkatnya penghindaran risiko dan melemahnya permintaan domestik akan memiliki dampak negatif pada keputusan perekrutan perusahaan.

Inflasi adalah kekhawatiran utama lainnya untuk blok, yang tertarik untuk mencapai target sekitar 2,0 persen. Kesimpulan dari laporan ini disambut meskipun menyatakan bahwa dampak pilihan Brexit pada inflasi di zona mata uang tunggal akan menjadi "hanya marjinal."

Selain itu, keputusan itu telah meningkatkan atau bahkan menciptakan risiko-risiko politik, yang jika mereka terwujud, dapat secara besar-besaran mengubah proyeksi.

Namun, risiko-risiko tersebut sangat sulit untuk dihitung, kata laporan itu.

Secara keseluruhan, keputusan Inggris "meninggalkan" Uni Eropa telah meningkatkan risiko-risiko terhadap prospek dengan risiko-risiko penurunan sangat mendominasi, tambahnya.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016