New York (ANTARA News) - Kurs euro mendapatkan sedikit dukungan pada Kamis (Jumat pagi WIB), setelah Bank Sentral Eropa (ECB) tidak memberikan janji-janji pelonggaran lebih lanjut pada akhir pertemuan kebijakan pertamanya sejak keputusan Brexit Inggris pada 23 Juni.

ECB diperkirakan tidak akan mengambil tindakan, tetapi dengan keputusan mengagetkan oleh Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa diperkirakan akan memperlambat pertumbuhan ekonomi di kawasan ini.

Ada beberapa harapan bahwa gubernur bank Mario Draghi akan memberikan petunjuk kuat untuk bantuan lainnya.

Sebaliknya, ia hanya mengindikasikan "kesiapan, kemauan, kemampuan" dari para pembuat kebijakan ECB untuk menyebarkan "toolbox"-nya jika diperlukan, sambil memuji ketahanan pasar setelah keputusan Brexit.

AFP melaporkan, euro berayun tajam terhadap dolar setelah keputusan tersebut, tapi berakhir naik hampir 0,1 persen pada 1,1024 dolar AS.

"Reaksi itu sedikit bullish saat konferensi pers (Draghi) dimulai karena ada beberapa harapan untuk bahasa dovish yang lebih eksplisit," kata Vassili Serebriakov dari Credit Agricole.

"Tapi secara keseluruhan, ini tidak memiliki banyak dampak pada euro," ujarnya.

Sementara itu, yen Jepang membalikkan penurunannya selama dua minggu dengan kenaikan 1,0 persen persen terhadap dolar dan euro, setelah sebuah laporan mengatakan pemerintah Jepang berencana meningkatkan stimulus dua kali lebih besar dari perkiraan awal.

Paket sedikitnya 20 triliun yen ditujukan untuk membangkitkan kembali ekonomi nomor tiga dunia itu dan menangkis dampak dari keputusan Inggris meninggalkan Uni Eropa, kantor berita Kyodo melaporkan mengutip sumber tanpa nama.

(Uu.A026)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016