Jakarta (ANTARA News) - PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) membidik kapasitas produksi 1 juta ton aluminium ingot per tahun pada 2025, demikian disampaikan Presiden Direktur Aluminium Inalum Winardi Sunoto.

"Inalum diambil alih pemerintah untuk meningkatkan produksi aluminium atau untuk mengembangkan industri aluminium di Indonesia. Sehingga kami harus meningkatkan kapasitas produksi," kata Winardi usai bertemu Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Kamis.

Winardi menjelaskan, perusahan peleburan aluminium yang berbasis di Kuala Tanjung, Sumatera Utara, tersebut akan meningkatkan kapasitas produksinya secara bertahap.

Saat ini, kapasitas produksi Inalum mencapai 265 ribu ton aluminium ingot per tahun dan akan ditingkatkan menjadi 500 ribu ton per tahun pada 2020.

Untuk itu, perusahaan akan meningkatkan kapasitas produksi di Kuala Tanjung menjadi 300 ribu ton dan membangun smelter baru di lokasi yang sama dengan kapasitas produksi 200 ribu ton per tahun, sehingga menjadi 500 ribu ton.

Menurut Winardi, perusahaan merogoh 800 juta dollar AS untuk ekspansi dan pembangunan smelter baru tersebut.

Untuk mencapai produksi 1 juta ton, Inalum juga akan membangun smelter aluminium di Kalimantan Barat dengan kapasitas produksi 500 ribu ton per tahun.

"Di Kalimantan Barat karena alumina refinary kan dibangunnya di Kalbar. Tapi sumber listriknya kami harapkan dari PLTA di Kalimantan Utara. Nah, itu nanti mana yang lebih menguntungkan apakah smelternya dibangun di Kalimantan Utara atau di Kalbar," ujar Winardi.

Di tengah harga komoditas yang sedang rendah saat ini, Winardi mengharapkan dukungan dari pemegang saham, yaitu pemerintah, untuk dapat mewujudkan target produksi 1 juta aluminium ingot.

Setelah diambil alih pemerintah, Inalum kini memaksimalkan produksi aluminium untuk kebutuhan dalam negeri, sementara ekspor dilakukan ketika terdapat produksi yang tidak terserap.

"Kalau dulu 60 persen harus ekspor ke Jepang, sekarang kita utamakan dalam negeri dan jika ada yang tidak terserap bisa diekspor ke berbagai negara," kata Winardi.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016