Makassar (ANTARA News) - Pemerintah menyiapkan dana sekitar RP5,2 triliun untuk pembelian dua miliar bibit pohon yang akan ditanam untuk penghijauan di kawasan hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) yang tersebar pada 318 DAS di sejumlah provinsi. Penanaman bibit pohon buah dan tanaman khas daerah setempat, seperti jenis mahoni atau tanaman endemik lokal lainnya, menjadi prioritas utama karena terancam punah, kata Menteri Kehutanan, H M S Kaban, kepada Wartawan usai membuka Rapat Konsultasi dan Koordinasi Teknis Lingkup Pusdiklat Kehutanan, di Makassar, Selasa. "Kondisi DAS kita saat ini sudah sangat parah, sehingga bila musim hujan airnya keruh dan rawan longsor, sedangkan pada musim kemarau sungai menjadi kering, karena itu harus segera dihijaukan," katanya. Langkah yang dilakukan pemerintah untuk menanggulangi meluasnya lahan kritis, antara lain dengan membangun tanggul sebagai penangkal banjir, sebab itu diharapkan sekitar 90 persen dari dua miliar pohon yang ditanam di kawasan DAS bisa hidup. Menurut Menhut, dua miliar bibit pohon tersebut akan ditanam oleh pengelola hutan tanaman industri (HTI) pada areal konsesi seluas 350.000 hektar dan pemegang HPH dengan program intensif seluas 58.000 ha, serta program pengkayaan 43.000 ha. Sedangkan Perum Perhutani wajib menghijaukan lahan seluas 2.000.000 ha di pulau Jawa serta selebihnya ditangani Dirjen Rehabilitasi Lahan Teknis Sederhana (RLTS) Dephut. "Ini suatu kewajiban tanam bagi pemegang HTI, HPH dan Perum Perhutani dalam memulihkan dan melestarikan hutan di sejumlah daerah di Indonesia," tandasnya. Anggaran yang cukup besar itu dialokasikan pada proyek Gerakan Rehabilitasi Lahan (Gerhan) tahun 2007 sebesar RP4,2 triliun dan sisanya RP1 triliun ditangani perusahaan pemegang HTI. "Saya belum tahu persis berapa dana penghijauan untuk Sulawesi Selatan tahun ini, sebab belum ada rincian per provinsi," katanya, sambil menambahkani anggaran tiap provinsi sangat tergantung dari hasil tanam yang mereka lakukan. Manhut lebih lanjut mengatakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam pengurusan sumber daya hutan (SDH) adalah sumber daya manusia (SDM) kehutanan harus profesional dan berahklak mulia. Para rimbawanlah sebagai pemeran utama yang akan mewujudkan apakah SDH kita lestasi dan memberi kesejahteraan kepada masyarakat atau sebaliknya, ujarnya. Karena itu, pembangunan SDM kehutanan yang berkualitas sebagai kesatria rimbawan terkait erat dengan pembinaan terhadap mental, moral dan komitmen spiritual para rimbawan terhadap pelestarian hutan dan lingkungan, dan bersikap disiplin, bertanggungjawab, ikhlas, profesional dan mampu bekerja sama. (*)

Copyright © ANTARA 2007