Jakarta (ANTARA News) - Perdana Menteri Jose Ramos Horta yang dijagokan akan memenangi pemilu presiden pertama di Timor Leste dinilai mempunyai jalur sejarah yang baik sehingga diperkirakan dapat memimpin negara muda itu dengan lebih baik. "Timor Leste saat ini perlu pemersatu nasional sekaligus yang dapat diterima di dunia internasional, dan Ramos Horta kemungkinan besar dapat diterima," kata pengamat politik internasional UI, Beginda Pakpahan, di Jakarta, Selasa. Mantan fasilitator civic forum bagian civic education di Timor Leste itu, mengatakan Horta mempunyai rekam jejak sebagai penerima nobel perdamaian dan pejuang kemerdekaan sehingga kemungkinan besar dapat diterima masyarakat di sana. Selain itu, sosoknya juga mudah diterima masyarakat internasional. "Selain pemersatu nasional, Timor Leste juga butuh sosok yang dapat diterima di dunia internasional. Jadi, harus baik sisi internal dan eksternalnya," kata peneliti di Institut Keadilan Global itu. Seperti diketahui, Jose Manuel Ramos Horta lahir pada 26 Desember 1949. Ia merupakan salah satu pencetus dan mantan ahli Barisan Revolusi Kemerdekaan Timor Timur (FRETILIN). Pada 1996, Horta menerima penghargaan Nobel perdamaian dunia berkat usahanya itu. Ramos Horta yang dijagokan akan memenangi pemilu presiden pertama di Timor Leste mendapat sambutan sangat meriah saat melangkah menuju TPS di dekat rumah pribadinya, di kawasan Metiaut, Dili. Dalam pemilu kali ini, Horta merupakan satu calon kuat yang menurut banyak pengamat bisa memenangi pemilihan presiden Republik Demokratik Timor Leste. Total suara yang telah selesai dihitung di tingkat distrik dalam pemilu presiden Timor Leste baru mencapai 20 persen dari total distrik yang ada, dan sampai pukul 16.30 waktu setempat, Jose Ramos Horta dan Dr Fernando Lasamma da Araujo menempati dua posisi teratas.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007