Tokyo (ANTARA News) - Tim perindustrian yang tergabung dalam delegasi Indonesia untuk perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi (EPA) dengan Jepang, mengusulkan agar Indonesia menjadi basis produksi bagi industri Jepang, khususnya untuk tiga sektor yang dapat menjadi pendorong kerjasama industri kedua negara. "Tiga sector pendorong itu adalah otomotif dan suku cadangnya, komponen alat-alat listrik dan di sektor mesin-mesin berat," kata ketua tim perindustrian Achdiat Atmawinata setibanya di Bandara Narita, Tokyo, Rabu. Achdiat bersama belasan anggota lainnya berkunjung ke Jepang untuk bergabung dengan delegasi Indonesia yang akan merundingkan secara intensif kerjasama ekonomi kedua negara dalam kerangka EPA. Diharapkan EPA dapat mendorong peningkatan ekonomi kedua negara di masa depan. Ia juga mengatakan untuk bisa mewujudkan tiga sektor pendorong tersebut diperlukan industri penunjangnya (supporting industry) yang memang belum mampu dibuat di Indonesia. Terbangunnya tiga sektor pendorong itu akan menjadikan Indonesia mampu membuat mobil atau motor yang pada akhirnya akan diekspor atau dipasarkan di dalam negeri. "Kalau itu tumbuh, bisa menghasilkan dampak lanjutan dari industri tersebut. Di sinilah peran Jepang untuk menyediakan dana dan teknologinya. Toh nanti Jepang juga akan memperoleh keuntungan," ujar Staf Ahli Menteri Perindustrian bidang Penguatan dan Struktur Industri itu. Menurutnya, kerangka EPA itu juga membuat kedua negara harus berbagi beban secara seimbang. "Persoalan anggaran semestinya tidak menjadi faktor penghambat, karena kita juga ingin agar Jepang mau berbagi risiko dengan Indonesia." Tim sebelumnya yang sudah tiba adalah dari sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM) dan tim dari sektor perdagangan. Indonesia menargetkan untuk menyelesaikan EPA dengan Jepang sebelum akhir 2007. Jepang telah menyelesaikan EPA dengan sejumlah negara inti ASEAN, yakni Singapura, Filipina, Malaysia dan Thailand. Dengan Thailand sendiri baru disepakati awal April lalu. Perundingan EPA akan berlangsung Rabu (11/4) hingga 13 April mendatang. (*)

Copyright © ANTARA 2007