Cirebon (ANTARA News) - Semua organ tubuh mulai paru-paru, jantung, liver dari almarhum H Imam Ali (56) yang meninggal bersama tiga orang lainnya dalam sedan Mercy Putih di Kuningan, Jawa Barat, ternyata mengalami kelainan yaitu adanya pembuluh darah yang pecah sehingga berwarna merah. "Hasil sementara semua organ mengalami kelainan, dan berwarna merah karena pecahnya pembuluh darah, namun apa yang menyebabkan itu saya tidak tahu, karena masih perlu memeriksaan lanjutan," kata Dr Hiesma Satyaka, Dokter Forensik RSUD Gunung Jati di Cirebon, Jawa Baratm kepada wartawan beberapa saat setelah otopsi dilakukan atas jenazah H. Imam Ali, Rabu sore. Ia mengungkapkan, optopsi baru dilakukan atas H Imam Ali, dan itupun korban belum selesai seluruhnya, sedangkan tiga korban lainnya akan menyusul yaitu KH Salman Alfarizi (48), Pengasuh Ponpes Al Islah Indramayu, Abdul Wahab (60), santri dari Haji Imam Ali, warga Desa Panggangsari, Kecamatan Losari, dan Zaenudin (50), supir kendaraan, warga Desa Suci, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon. Ia mengemukakan, belum bisa memastikan apakah kematian itu akibat gas monoksida yang keluar dari knalpot dan masuk ke dalam kabin kendaraan. Sementara itu, Abil Ginaya (41), anak pertama korban mengatakan, kendaraan Mercy E300 putih Nopol B 678 BM yang diduga sebagai penyebab kematian keempat korban itu sebelumnya mengalami kebocoran pada knalpot, tetapi karena tidak mempunyai waktu untuk memperbaiki akhirnya kendaraan itu tetap dipakai. "Saya sudah bilang pada Abi (H. Imam) supaya klalpot itu diperbaiki dulu, tetapi karena mau dipakai akhirnya belum sempat diperbaiki," katanya. Ia mengemukakan pula, mobil itu baru dibeli dari Jakarta Sabtu (7/4) atau baru empat hari dipakai ayahnya. Hal senada diungkap Toto, bengkel di Jalan Kalijaga Kota Cirebon yang pada Senin (9/4) siang sempat memperbaiki kendaraan mercy milik H Imam itu. Ia menjelaskan, dari suara knalpot yang keras sudah dipastikan ada kebocoran pada knalpot tetapi dia memang tidak ditugaskan untuk memperbaiki itu. "Saya hanya mengganti arternator, bearing dan busi, karena begitu datang suara mesin agak berisik, setelah itu mobil diambil Abil," katanya. Sementara keterangan Agus, salah satu supir yang sempat membawa Mercy itu ke Cikarang sehari sebelumnya, mengungkapkan, tidak ada gangguan apapun seperti pusing selama menggunakan kendaraan itu walaupun AC mobil dinyalakan. Ia menjelaskan, kendaraan tiba dari Cikarang, Selasa pagi, pukul 07.00 WIB lalu H Imam kembali berangkat pukul 10.00 WIB ke bank dan berangkat ke Kuningan seusai sholat dhuhur atau pukul 12.00 WIB. Kalau ada yang melihat mobil itu di Kuningan jam 13.00 WIB, maka berarti Abi tidak mampir dulu di tengah jalan. Dan memang jarang Abi mampir makan di tengah jalan, katanya. Seperti diberitakan sebelumnya Haji Imam Ali (56), warga Jalan Pangeran Drajat Gang Kramat I Kota Cirebon, juga penyantun Ponpes Al-Makmuroh dan Ponpes Al-Islah, ditemukan telah meninggal bersama tiga orang lainnya dalam mobil Mercy E300 putih Nopol B 678 BM yang terparkir di pinggir Jalan Raya Ciharendong, Kota Kuningan, Rabu pagi sekitar pukul 08.00 WIB. Kendaraan itu tiba di lokasi Selasa (10/9) kemarin sekitar pukul 13.00 WIB, namun warga di sekitar itu tidak curiga karena dianggap sebagai pengendara yang tengah beristirahat. Namun, seorang pedagang yang ada di sekitar lokasi, curiga karena kendaraan itu masih ada di posisi semula pada Rabu pagi, dengan penumpang yang sedang tertidur sehingga dilaporkan kepada petugas. Keempat korban yang sudah kaku baru bisa dikeluarkan setelah petugas membobol kaca belakang dan kemudian dilarikan ke RSUD Gunung Jati Cirebon. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007