Jakarta (ANTARA News) - Tingkat penyaluran kredit yang rendah dan meningkatnya risiko kredit dan operasional diwaspadai dapat mengganggu stabilitas sistem keuangan yang dapat memicu terjadinya krisis moneter. Kepala Biro Pengawasan Sistem Keuangan Bank Indonesia (BI) Wimboh Santoso dalam acara diskusi terbatas dengan wartawan di Jakarta, Rabu, mengatakan tingkat penyaluran kredit yang rendah dan meningkatnya risiko kredit dan operasional dapat mengganggu infrastruktur keuangan. "Lemahnya infrastruktur keuangan akan menimbulkan hilangnya daya tahan terhadap krisis moneter," katanya. "Lambannya pertumbuhan kredit perbankan karena tingginya persepsi resiko kredit dan belum bangkitnya sektor riil akan mendorong perbankan untuk cenderung menanamkan sebagian dananya di SBI sehingga tidak mendukung intermediasi," jelasnya. Dia juga mengungkapkan bahwa perbankan akan menghadapi dua tantangan yaitu peningkatan kredit dan penurunan risiko kredit. Oleh karena itu perbankan harus menyeimbangkan fungsi intermdeasinya dengan mengontrol risiko kredit. "Penguatan infrastruktur keuangan ini diperlukan untuk mencegah terjadinya krisis," tambahnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007