Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Posisi Indonesia sebagai pengusul resolusi berisi desakan Inter-Parliamentary Union (IPU) kepada pasukan multinasional pimpinan AS agar segera keluar dari Irak kian kuat, setelah mengalir dukungan dari banyak delegasi, termasuk Bangladesh dan Pakistan, juga kemungkinan menyusul Hongaria. Suasana itu terlihat jelas sejak Rabu malam hingga Kamis siang ini di Sidang Majelis Umum ke-116 Inter-Parliamentary Union (IPU, Uni Parlemen Sedunia) yang berlangsung di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua, Bali. Pada hari ke-6 ini, komisi-komisi dalam sidang majelis umum PBB-nya parlemen sedunia itu memasuki tahap akhir drafting dan memformulasikan sebuah presidential recommendation melalui tahapan emergency items (langsung pleno, tidak melalui sidang komisi), yakni usulan resolusi dari Indonesia tersebut di atas. Kamis pagi (3/5), Ketua DPR Agung Laksono selaku Presiden Majelis Umum IPU bertemu dengan delegasi parlemen Hongaria yang menyatakan akan mengkaji permintaan dukungan Indonesia atas resolusi tentang penarikan mundur tentara multinasional pimpinan Amerika Serikat dari Irak. Dalam pertemuan bilateral yang berlangsung di Ruang Bali, BICC, Nusa Dua, Bali tersebut, Ketua Delegasi Parlemen Hongaria, Gabor Hars, menambahkan beragam hal seputar isi resolusi Irak tersebut akan didiskusikan terlebih dahulu dalam grup regional. "Kami berharap Parlemen Hongaria dapat memberikan dukungan terhadap beberapa resolusi yang diusulkan DPR dalam Sidang IPU, termasuk resolusi tentang Irak yang diusulkan melalui tahapan emergency items tersebut," kata Agung Laksono, usai pertemuan ini. Sebelumnya, berlangsung pertemuan Agung Laksono dengan Ketua Delegasi Parlemen Bangladesh, Muhammad J Sircar. Agung Laksono yang didampingi tiga anggota legislatif Indonesia, yakni Aisyah Baidlowi, Ade Daud Nasution, dan Misbach Hidayat, menyatakan rasa terima kasihnya atas dukungan Bangladesh kepada langkah-langkah yang diambil DPR dalam forum internasional, termasuk dukungan negara itu terhadap resolusi Irak usulan Indonesia. Sebenarnya dalam Sidang ke-116 IPU ini, demikian Agung Laksono, DPR sangat berharap dapat menghadirkan tokoh-tokoh yang berjasa di dunia, seperti Dr Mohamad Yunus dari Bangladesh. Terhadap ketidakhadiran Dr Yunus, Ketua Parlemen Bangladesh, Muhammad J Sircar menjelaskan hal itu terjadi karena ada suatu kepentingan di lapangan politik. "Dr Junus akan terjun ke dunia politik. Dia saat ini sedang bersiap membentuk partai baru," ungkap Muhammad J Sircar. Dukung Penuh Sementara itu, dalam pertemuan terpisah, Delegasi Parlemen Pakistan yang dipimpin Sardar Mohammad Yaqoob menyatakan dukungan sepenuhnya atas emergency Items usulan Indonesia berisi draf penarikan pasukan asing dari Irak dan masalah pemanasan global pada Sidang Majelis Umum ke-116 IPU. Usai bertemu, Ketua DPR Agung Laksono mengungkapkan kepada pers, hubungan kedua bangsa, baik yang menyangkut politik, sosial budaya serta pertahanan keamanan, selama ini sangat baik. Pakistan, demikian Agung, selalu mendukung dan berkerja sama pada setiap pertemuan forum internasional. "Untuk itu Ketua DPR berharap agar kedua pihak segera dapat membentuk Grup Kerjasama Bilateral antara Parlemen Indonesia dan Pakistan," ujarnya. Selama ini, papar Agung, volume perdagangan Indonesia-Pakistan masih sangat rendah. "Karenanya diharapkan agar parlemen kedua negara dapat mendorong pemerintahnya masing-masing untuk dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi meningkatnya perdagangan kedua negara," kata Agung Laksono lagi. Pada kesempatan tersebut, Ketua DPR juga mengundang parlemen Pakistan menghadiri pertemuan Asia Parliamentary Assembly (APA) dan Asia Africa Parliamentary Forum (AAPF) yang akan diselenggarakan di Jakarta, bulan November tahun depan. (*)

Copyright © ANTARA 2007