Jakarta (ANTARA News) - Perjalanan, bagi jurnalis Desi Anwar, sudah menjadi bagian hidupnya.

Sejak kecil, ia terbiasa mengikuti orangtuanya yang berprofesi sebagai dosen untuk berjalan-jalan atau menetap di negara lain untuk keperluan studi.

Tapi, saat masih tinggal di Bandung, Jawa Barat, Desi kecil rupanya sempat tidak pernah diajak berjalan-jalan karena ia selalu mabuk darat.

Perjalanan perdananya ke Pantai Pangandaran, bersama orangtua dan mahasiswa mereka, sangat membekas bagi Desi.

Setelah 30 kali muntah selama di bis, merasakan kakinya terbenam di pasir untuk pertama kalinya sampai kini masih menjadi kenangan manis.

Ia takjub untuk pertama kalinya melihat laut karena biasanya hanya melihat kolam di kampus orang tuanya mengajar.

Lebih dari 20 tahun menjadi jurnalis, Desi (54) sudah mengunjungi banyak tempat baik di dalam maupun luar negeri, semua memiliki kesan.

Berikut petikan wawancara ANTARA News usai diskusi bukunya tentang perjalanan dan bertemu tokoh dunia, Faces and Places.

Perjalanan yang paling berkesan? Salah satu yang saya sukai Paris karena saya pernah tinggal di sana, jadi, saya paham dengan budayanya dan saya juga bisa berbahasa Prancis. 

Salah satu yang tercantik Praha, ibu kota Czech, itu juga sangat menarik karena penulis favorit saya Franz Kafka memiliki rumah.

Bhutan juga menarik karena negara ini mengukur keberhasilan mereka bukan berdasarkan GDP (Gross Domestic Product/ Produk Domestik Bruto), atau ukuran ekonomi. Tapi, Gross National Happines, tingkat kebahagiaan masyarakatnya. Luar biasa untuk dikunjungi.

Biasanya kalau sedang berjalan-jalan, apa yang dicari?

Saya orangnya kalau jalan-jalan, termasuk untuk liburan, saya ingin menikmati alamnya. Saya suka hiking, naik gunung atau jalan di hutan karena alam itu mahal khan. Kita hidup di kota agak terpisah dari kehidupan alam yang memberikan kita udara bersih. Saya sangat mengapresiasi kalau melihat alam.

Kedua, itu budayanya, sejarahnya, ada keunikannya. Contohnya, di Peru, saya ke Macchu Picchu, di situ saya belajar mengenai kebudayaan lama di situ. Ke Mesir, belajar budaya Mesir saat zaman Firaun. Jadi, ada elemen budaya dan sejarahnya.

Kalau ke kota besar, saya selalu mengunjungi museum dan galerinya, galeri seni. Pada intinya, saya bukan orang yang mencari pantai kemudian berleha-leha. Tapi, harus ada kegiatan.

Tapi, misalnya, kalau musim dingin, saya suka ski, salah satu hobi olahraga yang saya lakukan setiap tahun. Cari gunung yang ada saljunya. Apalagi sekarang dengan global warming, kelihatannya jumlah salju kita juga akan berkurang ke depan.

Simak kelanjutan jalan-jalan bermakna Desi Anwar dalam video berikut.

Oleh Natisha Andarningtyas
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017