Jakarta (ANTARA News) - Menristek Kusmayanto Kadiman mengatakan visinya tentang enam program riset, yaitu pangan, obat, energi, teknologi informasi dan komunikasi, dan teknologi hankam telah sesuai dengan visi Presiden. "Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono mengatakan enam tema riset yang kami laksanakan, yaitu pangan, obat, energi, teknologi informasi dan komunikasi, dan teknologi hankam sejalan dengan visi beliau," kata Menristek yang ditanyai tentang pesan-pesan Presiden, di Jakarta, Senin. Menurut Jurubicara Kepresidenan Andi Malarangeng, pengumuman susunan baru kabinet Indonesia Bersatu (KIB) akan dilakukan pada Senin sore, pukul 15.00 WIB. Presiden Yudhoyono, ujar menteri yang baru saja berulang tahun ke-53 pada 1 Mei lalu itu, juga meminta lebih banyak hasil riset dan teknologi untuk rakyat. Kusmayanto dalam pertemuan dengan Presiden di Puri Cikeas Indah pada Minggu sore itu, juga dipesankan agar terus berupaya membangun budaya riset, tidak hanya di kalangan lembaga pemerintah dan kampus, tetapi juga di kalangan swasta dan masyarakat luas. Meski permintaan Presiden itu bisa dengan secara jelas diartikan bahwa dirinya termasuk menteri yang tetap dipertahankan hingga 2009, mantan Rektor ITB itu mengatakan bahwa sejak lama tidak terlalu mengkhawatirkan mengenai masalah perombakan kabinet. "Karena percaya sepenuhnya kepada keputusan Presiden," kata doktor di bidang system engineering di Australian National University itu. Kusmayanto termasuk Menteri yang memenuhi panggilan Presiden pada gelombang pertama, selain Menpera Yusuf Asy`ari, Menbudpar Jero Wacik dan Menhut MS Kaban ke kediamannya pada Minggu sore, terkait rencana Presiden melakukan reshuffle kabinet. Dua minggu lalu Kusmayanto sempat diisukan termasuk dalam 13 menteri yang bakal terkena reshuffle karena alasan sakit, namun ia membantah isu tersebut dan menyatakan bahwa dirinya sehat. "Saya tidak bisa memberi komentar atau masukan apa-apa tentang reshuffle selain mengatakan bahwa saya sehat, seperti dilaporkan tim dokter RS Gatot Subroto," kata Kusmayanto. Bapak tiga anak itu mengatakan dirinya melakukan kateter jantung sesuai usulan dokter, dan bukan karena dirinya terkena serangan jantung atau stroke. "Soal itu tentu perlu berdasarkan data kesehatan orang per orang yang dibuat tim dokter RS Gatot Subroto. Saya yakin RI-1 (Presiden Yudhoyono, red) dan RI 2 ( Wapres Jusuf Kalla, red) punya akses ke data tersebut," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2007