Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan PT Inalum (Persero) menjadi induk Holding BUMN Tambang yang ditargetkan terbentuk tahun ini.

"Pembentukan Holding BUMN Tambang terus dikebut. Inalum menjadi induk holding, agar lebih cepat, optimal dan lebih terkontrol karena saham Inalum 100 persen milik negara," kata Deputi BUMN Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media, Fajar Harry Sampurno, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu.

Sesuai peta jalan BUMN Tahun 2005-2019, pemerintah membentuk Holding BUMN Tambang agar dapat menguasai cadangan dan sumber daya mineral dan batubara, menjalankan program hilirisasi dan peningkatan kandungan lokal, serta menjadi salah satu perusahaan kelas dunia.

Dalam Holding Tambang tersebut, pemerintah memasukkan empat perusahaan tambang BUMN yaitu PT Inalum (Persero), PT Bukit Asam Tbk (Persero), PT Aneka Tambang Tbk (Persero), dan PT Timah Tbk (Persero).

Induk Holding BUMN Tambang tersebut adalah PT Inalum, yang menguasai 65 persen saham Antam, 65,02 persen saham Bukit Asam dan 65 persen saham Timah, dengan masing-masing didalamnya terdapat 1 saham seri A milik pemerintah.

"Penguatan BUMN Tambang melalui holding menjadi pilihan untuk menjawab dan mengatasi berbagai tantangan ke depan. Diharapkan Holding BUMN Tambang masuk dalam Fortune Global 500," kata Harry.

Bagi pemerintah, ia menjelaskan, Holding BUMN Pertambangan meningkatkan pemasukan negara dari pajak, royalti dan dividen.

Baca juga: (Usai bertemu Menko Luhut, Inalum nyatakan siap ambilalih saham Freeport)

Selanjutnya, perusahaan gabungan itu akan membangun industri tambang hulu ke hilir, mengurangi impor bahan baku industri, serta meningkatkan nilai tambah.

"Pajak dan royalti yang dibayarkan ke pemerintah semakin besar, memberikan manfaat efek multiplier, mampu memproduksi beragam mineral olahan, serta melaksanakan berbagai proyek hilirisasi," tegas Harry.

Sementara Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius K Ro mengatakan tujuan utama pembentukan Holding BUMN Tambang adalah membentuk perusahaan tambang yang besar, kuat, lincah dan berdaya saing.

Aloysius menjelaskan, Holding BUMN Tambang dimulai dengan pembentukan Operasional Holding dengan mengalihkan saham empat BUMN ke dalam Inalum.

"Kemudian dilakukan proses pembentukan Strategic Holding, dimana Inalum sebagai Holding akan men-"spin off" kegiatan operasionalnya," ujarnya.

Aloysius menambahkan, pengembangan Holding BUMN Pertambangan akan fokus pada kegiatan-kegiatan pengembangan sumber energi, peningkatan nilai tambah mineral dan investasi berkelanjutan.

"Salah satu yang dipersiapkan dalam waktu dekat, adalah Holding BUMN Tambang menjadi pintu masuk BUMN untuk mengambilalih saham divestasi hingga 51 persen saham Freeport," kata Aloysius.

Baca juga: (Inalum cari investor bangun PLTU untuk smelter)

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017