Jakarta (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Mohammad Nuh mengatakan akan segera mengembangkan "National Platform" agar masing-masing departemen dapat terintegrasi. Demikian yang disampaikan Mohammad Nuh dalam sambutannya saat serah terima jabatan dari mantan Menkominfo Sofyan Djalil, di Jakarta, Rabu yang juga dihadiri Menko Perekonomian Boediono. Nuh mengatakan akan mempercepat pelaksanaan program-program yang telah digagas menteri sebelumnya juga memenuhi pesan Presiden untuk mengambangkan teknologi informasi (IT) di bidang pendidikan, pemerintah (layanan publik), dan bisnis. Dalam sambutannya, ia juga menceritakan apa yang dibicarakannya dengan Presiden ketika dipanggil ke kediaman orang nomor satu di Indonesia itu, Cikeas, Bogor. Saat itu, katanya, selain berpesan untuk mengembangkan IT, Presiden juga memintanya langsung untuk menduduki jabatan sebagai Menkominfo yang ditinggalkan Sofyan Djalil untuk menjadi Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Nuh pun mengaku menjawab pertanyaan Presiden tersebut dalam bahasa Jawa. "Wong kulo niki diajak Pak RT bersih-bersih kali mawon purun kok, panjenengan ajak damel noto negoro kok mboten purun, kan ngge mboten bener (Saya saja kalau diajak pak RT untuk membersihkan sungai saja mau, Anda (Presiden) mengajak saya untuk bersama menata nagara kok saya tidak mau, itu kan tidak benar," katanya. Sementara itu, dalam sambutannya, Meneg BUMN Sofyan Djalil mengaku bahagia menyerahkan jabatannya terdahulu sebagai Menkominfo kepada orang yang dianggapnya tepat. "Saya adalah satu orang yang bahagia ketika Pak Nuh menjadi menteri. Saya yakin ia akan lebih baik daripada saya," katanya. Menurut Sofyan banyak sekali gagasan-gagasan yang maupun masalah-masalah di Depkominfo dan ia menyerahkan sepenuhnya kepada Menkominfo yang baru untuk menyelesaikannya. "Jika itu dianggap tidak relevan, maka itu hak beliau (Menkominfo)," katanya. Sofyan yang tampak selalu tersenyum saat serah terima jabatan itu juga mengatakan ingin sekali bisa memberikan nilai dimanapun ia berada baik di tempat barunya nanti maupun di tempat yang ditinggalkannya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007