Bandung (ANTARA News) - Sebanyak 4.660 Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jabar, menuliskan isi hati dan perasaan mereka (Curhat) dalam kain berwarna putih sepanjang 5.000 meter yang direntangkan mengelilingi Kampus IPDN di Jatinangor, Jumat. Aksi penulisan pernyataan sikap moral pada kain terpanjang se-Indonesia oleh Praja IPDN yang digelar mulai Jumat pukul 09.00 WIB itu diawali oleh Kepala Badan Diklat Depdagri, Marwan dan Plt Rektor IPDN, Johanes Kaloh, kemudian dilanjutkan oleh 4.660 Praja. Marwan menorehkan ungkapan hati dan pesan moralnya dengan menuliskan "Selamat berjuang terus untuk mencapai tujuan mulia", sedangkan Kaloh menuangkan kata "Kita berjuang bersama-sama untuk kemajuan IPDN dan Depdagri" Sementara itu, ribuan praja lainnya secara serentak menungakan isi hati, uneg-uneg, pesan moral, kekecewaan dan perkembangan terakhir soal status IPDN. Di antara praja itu ada yang meminta agar IPDN jangan dibubarkan, kejujuran pemberitaan media massa tentang IPDN, merasa difitnah oleh pernyataan-pernyataan di media massa oleh orang yang tidak bertanggungjawab, serta pemerintah harus melihat IPDN jangan dengan sebelah mata. Kain rentang sepanjang itu, menurut rencana akan dimasukan dalam catatan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI), karena baru pertama kali terjadi di Indonesia. Kepada pers, Plt Rektor IPDN Johanes Kaloh mengatakan maksud dan tujuan pengungkapan pesan moral Praja IPDN itu terpaksa dilakukan untuk membangun kembali citra IPDN yang baik serta ingin tahu curahan dan pernyataan para Praja setelah selama dua bulan "dihujat" di media massa, terkait kasus tewasnya Praja Cliff Muntu. "Setelah dua bulan didera oleh informasi yang kami anggap kurang baik tentang IPDN, kini saatnya mereka menunjukan hal yang positif kepada publik," katanya. Dikatakannya, setelah praja melakukan pernyataan sikap dalam kain itu, nanti isinya akan dievaluasi dan akan dilihat untuk menentukan tindak lanjutnya, apakah IPDN ini harus dipertahankan atau tidak. "Kita tampung aspirsi mereka, setelah itu akan dibawa ke senayan (DPR)," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2007