Serang (ANTARA News) - Pengamat sosial dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Banten, Gandung Ismanto, mengatakan dalam menyikapi insiden penembakan warga di Desa Alastlogo, Kecamatan Legok, Kabupaten Pasuruan, Jatim, oleh oknum Marinir, lebih baik TNI bertindak cepat untuk mengusut kasus tersebut secara tuntas dan segera mengumumkan semua hasilnya secara terbuka. "Jangan ada yang ditutup-tutupi, karena itu akan membuat citra TNI secara keseluruhan kembali terpuruk lebih parah dari sebelum ini," kata Ismanto di Serang, Kamis. Seperti diberitakan ANTARA sebelumnya 4 warga tak berdosa tewas dan lima lainnya mengalami luka tembak setelah terjadi bentrok akibat sengketa lahan di Pasuruan Rabu kemarin. Gandung menilai terlepas dari posisi siapa yang benar dan pihak mana yang salah dalam sengketa lahan tersebut, jatuhnya korban tewas akibat penembakan oleh oknum Marinir telah mencoreng kembali nama baik TNI yang belum sepenuhnya pulih setelah reformasi. "Yang mencengangkan saya melihat reaksi yang kurang simpatik dari kalangan TNI menyikapi insiden ini yang terkesan mencoba menutup-nutupi penembakan dengan bahasa yang diperhalus. Hal itu jelas tidak akan meredakan persoalan, tetapi justru akan memancing sentimen dan kemarahan warga yang lebih besar," katanya. Kesan tersebut, kata dia, muncul dari pernyataan Komandan Marinir yang terburu-buru menyebut anak buahnya tidak bersalah, disusul pernyataan Panglima TNI Djoko Suyanto yang menyebut warga tewas akibat tertembus pantulan peluru. "Kedua pernyataan itu saja jelas sudah tidak sinkron karena petinggi TNI tidak terbuka dan terlalu terburu-buru membela diri. Akan lebih baik TNI melakukan investigasi dulu secara menyeluruh, lalu umumkan secara terbuka apa adanya," kata dia. Hal itu sangat penting, katanya, supaya insiden serupa tidak lagi terulang di masa mendatang setelah warga melihat adanya perbaikan sikap dan tindakan dari jajaran TNI kepada rakyatnya sendiri, demikian Gandung Ismanto. (*)

Copyright © ANTARA 2007