Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar seluruh pemerintah daerah memperhatikan aspek lingkungan hidup, sebelum mereka mengambil suatu keputusan. Hal tersebut dikemukakan Presiden Yudhoyono di hadapan para penerima penghargaan Kalpataru dan Piala Adipura di Istana Negara, Jakarta, Rabu, bertepatan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Se-Dunia. "Selalu-lah memasukkan aspek lingkungan hidup sebelum mengeluarkan keputusan, sehingga kita pastikan semua selaras dan demi kebaikan lingkungan," kata Presiden yang didampingi Ibu Ani Yudhoyono. Presiden juga menekankan agar seluruh pihak bertanggung jawab penuh atas kelestarian lingkungan hidup, sehingga setiap pengelolaan pembangunan di daerah tetap mempedulikan pelestarian lingkungan. Sebagai negara yang sudah meratifikasi Konvensi Pelestarian Lingkungan Hidup Dunia, menurut Presiden, Indonesia diharapkan dan sudah seharusnya memiliki kepedulian pada lingkungan hidup. "Saya ajak ke semua pihak untuk menyadari lebih tinggi dampak langsung dari pemanasan global pada lingkungan, karena dapat memberi dampak multidimensi ke berbagai lapisan," katanya. Indonesia, lanjut Kepala Negara, tidak perlu bertanya kepada orang lain atau bangsa lain mengenai apa yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan bumi. "(Kita) sama-sama selamatkan bumi bersama penduduk dunia," ujar Presiden yang mengenakan batik berwarna coklat. Pada kesempatan itu, Presiden menyebutkan dua pendekatan yang dapat dilakukan masyarakat untuk mengatasi degradasi lingkungan, yaitu melalui pendekatan sosial budaya dan pemanfaatan teknologi secara optimal. Ia juga mengatakan bahwa seringkali bencana yang timbul sebenarnya diakibatkan oleh kelalaian manusia, seperti banjir dan tanah longsor. Tema Peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia di Indonesia kali ini adalah "Iklim Berubah, Waspadalah pada Bencana Lingkungan". Dengan tema itu, Presiden mengajak masyarakat Indonesia untuk lebih peduli pada pemanasan global sebab sebagai negara kepulauan, pemanasan global yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut dapat mengancam keberadaan pulau-pulau kecil di Indonesia. Pemanasan global yang mengakibatkan perubahan iklim juga dapat mengganggu pola tanam yang merugikan para petani, mengganggu habitat dan ekosistem yang menimbulkan penyakit, seperti malaria dan demam berdarah, mengakibatkan perubahan cuaca yang tidak menentu yang mengganggu transportasi laut dan udara, serta meningkatkan terjadinya El-Nino yang dapat mengakibatkan kebakaran hutan. Nampak hadir dalam acara tersebut Menteri Negara Lingkungan Hidup Erna Witoelar beserta isterinya, Erna Witoelar, yang juga mantan Menteri Negara Pemukiman dan Prasarana Wilayah dan aktifis lingkungan hidup. Selain itu, nampak pula mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup era Soeharto, Prof Dr Emil Salim. Presiden Yudhoyono dalam acara itu juga menyerahkan penghargaan Kalpataru dan Adipura kepada pihak-pihak yang peduli terhadap kelestarian lingkungan hidup dan dinilai berjasa serta berprestasi di bidang tersebut. Selain menyerahkan penghargaan Kalpataru dan Adipura, Presiden Yudhoyono dengan didampingi oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar menandatangani sampul hari pertama (SHP) perangko istimewa seri peduli lingkungan hidup. Penghargaan Kalpataru terdiri atas empat kategori, yaitu kategori perintis lingkungan hidup yang diberikan kepada Elan Wukak Victor dari Nusa Tenggara Timur (NTT), Amandus Kaize dari Papua, dan Slamet Tugiyanto dari Magelang. Kategori kedua, yaitu pengabdi lingkungan, diberikan kepada H Sudarno dari Surabaya, Max Harry Kaunang dari Tomohon, Sulawesi Utara dan Erni Suarti dari Pekanbaru, Riau. Kategori ketiga, yakni penyelamat lingkungan, diberikan kepada Kelompok Tani Mandiri dari Sleman Darah Istimewa Yogyakarta, Kelompok Tani Tribakti dari Malang, Jawa Timur dan Kelompok Petani Peduli Hutan Nagari Paru, Sawahlunto, Sumatra Barat. Sedangkan kategori terakhir adalah pembina lingkungan, dianugerahkan kepada Marthin Billa Malinau dari Kalimantan Timur, Adi Wiryatama dari Tabanan, Bali dan Solihin Gautama dari Purwanegara, Bandung. Pemenang Adipura Sementara itu, penghargaan Piala Adipura diberikan kepada kota-kota yang dinilai mampu menjaga kebersihan lingkungan dibedakan dalam empat kategori. Kategori pertama, yaitu adipura untuk kota metropolitan, yang diberikan kepada tujuh kota di seluruh Indonesia, yakni Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Palembang dan Surabaya. Kategori kedua, yaitu Adipura untuk kota besar, yang dianugerahkan pada tujuh kota besar, yaitu Pekanbaru, Padang, Batam, Yogyakarta, Denpasar, Malang, dan Balikpapan. Sedangkan kategori ketiga adalah Adipura untuk kota sedang, yang diberikan kepada 27 kota kecil di seluruh Indonesia, antara lain Lumajang, Palopo di Sulawesi Selatan, Jepara dan Pematang di Sumatra Utara. Adipura untuk kota kecil diberikan kepada 43 kota kecil di seluruh Indonesia, antara lain Kolaka di Sulawesi Tenggara, Gianyar di Bali, Sekayu di Sumatra Selatan, Bangli di Bali, dan Lubuk Pakam di Sumatra Utara. (*)

Copyright © ANTARA 2007