Surabaya (ANTARA News) - KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) bersama lima saudaranya akan berkumpul di Surabaya, Minggu (10/6), pada peluncuran buku, "Sama Tapi Berbeda; Potret Keluarga Besar KHA Wahid Hasyim" terbitan Ikapete (Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng). Penasehat Ikapete Jatim, Mas`ud Adnan, kepada wartawan di Surabaya, Jumat, mengemukakan bahwa putera-puteri keluarga KHA Wahid Hasyim yang akan hadir itu adalah Gus Dur, KH Salahuddin Wahid, Ny Aisyah Baidowi, dr Umar Wahid, Lily Chodijah dan Hasyim Wahid. "Peluncuran sekaligus bedah buku itu direncanakan dihadiri oleh mantan Ketua DPR Akbar Tanjung, Prof Dr Mahfud MD (anggota DPR), KH Muchid Muzadi dan tokoh luar NU, seperti Aisyah Amini dari PPP," katanya saat didampingi Ketua Ikapete Jatim, Fawaid Adullah. Ia menjelaskan buku yang ditulis oleh Ali Yahya itu cukup menarik karena berisi fakta-fakta sejarah mengenai keluarga KH Wahid Hasyim maupun kiprahnya dalam perjalanan bangsa Indonesia yang belum diungkap dalam buku sejarah. "Kalau selama ini orang Indonesia hanya mengenal Soekarno dan Hatta sebagai pendiri negeri ini, maka sebetulnya di dalamnya ada KH Wahid Hasyim juga. Beliau terlibat dalam Badan Penyelidik Upaya Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)," katanya. Saat persiapan Indonesia merdeka, katanya, ada tarik menarik antara kelompok Islam dan Kristen mengenai dasar negara. Kelompok pertama menginginkan Indonesia berazaskan Islam, sementara yang kedua, khususnya tokoh dari Indonesia Timur, mengancam memisahkan diri jika azas Islam dipaksakan. "Kalau waktu itu tidak dijembatani kan Indonesia ini pecah. Akhirnya KH Wahid Hasyim yang menjembatani kepentingan itu dan akhirnya para tokoh bersatu dengan catatan nilai-nilai Islam menjadi ruh dari kehidupan bangsa ini," katanya. Selain itu, katanya, KH Wahid Haysim tercatat sebagai menteri agama pertama selama dua periode dan sebagai pendiri IAIN yang kini tersebar di berbagai daerah di Indonesia. "Pada buku itu akan terungkap juga bagaimana keluarga KH Wahid Hasyim ini unik dan demokratis. Ini terlihat dari peran anak-anaknya yang berbeda satu sama lain, tapi tetap bersatu," kata aktivis DPW PKB Jatim pimpinan Gus Dur itu. Bukti dari kedemokratisan keluarga Tebuireng itu terletak pada pilihan politik dan organisasi. Gus Dur aktif di PKB, Ny Aisyah Baidwoi di Partai Golkar, dr Umar Wahid menjadi profesional (dokter ahli paru-paru), Lily Chodijah banyak bergiat di kegiatan keagamaan dan Hasyim Wahid pernah di PDIP dan Gus Sholah juga pernah mencalonkan diri sebagai wakil presiden. "Keluarga KH Wahid Hasyim ini adalah miniatur dari Indonesia. Namun yang kemudian muncul di ranah publik seolah-olah Gus Dur dan saudara-saudaranya sering kontroversial, padahal di balik perbedaan itu mereka justru bisa berjalan bersama," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2007