Pasuruan (ANTARA News) - Komandan Korps Marinir (Dankormar) TNI Angkatan Laut, Mayjen TNI (Mar) Nono Sampono, mengunjungi keluarga korban penembakan yang dilakukan oknum Marinir di kawasan Grati, Desa Alastlogo, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Senin. Didamping Komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom) TNI, Mayjen TNI Hendardji Supandji, Nono menemui keluarga korban Dewi Khatijah dan Rohman, keduanya korban tewas tertembak oknum Marinir TNI AL. Di rumah korban Dewi Khatijah, Nono dan Herdardji ditemui Juma`atun, ayah Dewi Khatijah, sambil menggendong cucunya yang juga anak Khatijah, Lutfianto, yang kini piatu. "Besok jadi tentara ya?," ucap Nono Sampono, sambil mengelus-ngelus kepala bocah berusia tiga tahun tersebut. Lutfianto yang digendong kakeknya tampak tetap saja terdiam. "Amien-amien, mudah-mudahan terkabul. Jika tidak jadi, paling tidak cucu-cucunya harus ada yang jadi tentara," sahut Juma`atun, menimpali ucapan Nono. Sedangkan, di kediaman keluarga Rohman, Nono ditemui Sumar, ayah Rohman. Sumar yang belakangan ini menderita tekanan mental (stres) berat tidak bisa berkata apa-apa saat diajak berbicara. Hanya gerakan kepalanya saja saja yang berulang-ulang menunduk, dan mengangguk-angguk. Di dua tempat keluarga korban, Nono selain menyampaikan bingkisan juga memohon permintaan maaf. Ia selaku Dankormar juga menegaskan bahwa prajurit yang melakukan kesalahan tetap akan diproses secara hukum. "Proses hukumnya sudah kami serahkan ke bapak ini," kata Nono sambil menunjuk ke Mayjen TNI Hendardji Supandji yang nerada di sampingnya ketika berada di rumah Juma`atun. Selain mengenalkan diri sebagai Dankormar TNI AL yang baru, Nono Sampono yang berasal dari Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura, Jawa Timur, juga berjanji akan sering ke Pasuruan untuk saling bertemu dengan warga Desa Alastlogo. Di Desa Alastlogo, ia juga melihat langsung lokasi kejadian, mulai tempat jatuhnya korban, bekas-bekas terjangan peluru yang mengenai bangunan maupun pohon. Nono juga diajak Herdardji ke kebun singkong, tempat Misdi, korban luka tembak yang terkena terjangan peluru oknum Marinir. Sebelaum meninggalkan Desa Alstlogo, Nono dan Hendardji juga menyempatkan berziarah dan memanjatkan doa untuk keempat korban tewas di makam desa setempat. Kepada wartawan, Nono menjelaskan, proses hukum terhadap para prajurit yang melakukan kesalahan telah dilaksanakan, sedangkan rencana lima prajurit Marinir yang akan menuntut balik warga Alastlogo, karena mengalami luka-luka, Dakormar meluruskan bahwa rencana itu belum pernah dilakukan. "Apakah prajurit Marinir sudah melapor ke polisi?," ujar Nono kepada wartawa, yang kontan dijawab sendiri, "Belum." "Nah, benar kan? Prajurit Marinir belum melapor ke polisi kan?," ungkapnya. Ia menambahkan bahwa kasus terlukanya lima prajurit Marinir merupakan satu kesatuan perkara, bukan berdiri sendiri-sediri. Menanggapi pertanyaan pers mengenai perlu dilakukan uji balistik di lokasi kejadian, Nono menegaskan, hal tersebut sangat tergantung kepada aparat penegak hukum yang akan memprosesnya. Sebab, lanjutnya, uji balistik di lokasi kejadian juga mengandung banyak risiko, diantaranya selama uji balistik, maka warga harus diungsikan. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007