Texas (ANTARA News) - Seorang pria bersenjata memasuki sebuah gereja di kota kecil sebelah tenggara Texas pada Minggu (5/11) kemudian melepaskan tembakan yang mengakibatkan puluhan korban tewas dan luka, menurut komisaris Wilson County Larry Wiley kepada Reuters.

Saksi mengaku telah mendengar sedikitnya 20 kali letupan tembakan pada pukul 11.30 waktu setempat saat sedang berlangsungnya ibadah kebaktian di gereja itu, menurut laporan media. Namun belum jelas berapa banyak jemaah yang berada di lokasi saat insiden itu berlangsung.

Setelah penembakan tersebut, penembak mencoba kabur ke sebuah mobil namun ia terpojok oleh petugas yang berada di luar Wilson County, kata Wiley kepada Reuters.

(Baca: Puluhan orang tewas dalam insiden penembakan di gereja Texas)

Di sisi lain, Wiley tidak tahu penembak itu tewas karena karena tembakannya sendiri atau ditembak oleh petugas di lokasi.

First Baptist Church adalah tempat peristirahatan di Sutherland Springs, sebuah wilayah yang menampung kurang dari 900 jiwa penduduk, menurut Sensus 2010.

Bangunan bertingkat satu yang dicat putih itu memiliki menara kecil dan satu pintu depan. Pada bagian depan berkibar bendera Lone Star Texas di samping bendera AS dan sebuah spanduk yang tidak dikenal.

Di bagunan terdapat panggung kecil tempat anggota menyanyikan lagu puji-pujian dengan alat musik gitar serta pendeta yang menyampaikan khotbah mingguan, menurut video yang diunggah melalui YouTube. Di salah satu video, lusinan orang, termasuk anak kecil, juga ikut duduk di bangku kayu.

Penembakan tersebut terjadi delapan tahun setelah insiden pembantaian 13 orang di markas Fort Hood Army, Texas bagian tengah. Seorang psikiater Angkatan Darat Amerika Serikat dihukum atas pembunuhan tersebut dan kini sedang menunggu untuk dieksekusi.

Pada 2015, seorang pria kulit putih bersenjata membunuh sembilan umat kulit hitam di Emanuel African Methodist Episcopal Church di Charleston, South Carolina. Pria bersenjata tersebut dijatuhi hukuman mati atas serangan rasial.

Selain itu, insiden ini juga menjadi perhatian Presiden Donald Trump yang sedang berada di Jepang dalam perjalanan ke Asia selama 12 hari.

"Semoga Tuhan bersama orang-orang Sutherland Springs, Texas. FBI & penegak hukum ada di tempat kejadian," katanya melalui Twitter, demikian Reuters.

Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2017