Jakarta (ANTARA News) - Partai Hanura kubu Oesman Sapta Odang dan kubu Sarifuddin Sudding sepakat membentuk tim khusus untuk menginventarisir masalah-masalah yang ada internal partai tersebut dan menyelesaikan dengan cara bermartabat.

"Tadi kami bicara dan sepakat bahwa malam ini kami menyusun tim khusus untuk menginventarisir masalah yang ada dan sepakat diselesaikan dengan cara bermartabat dan menggunakan hati nurani," kata Ketua Dewan Pembina Partai Hanura Wiranto di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa.

Hal itu dikatakannya usai pertemuan tertutup dengan Ketua Umum DPP Partai Hanura Oesman Sapta Odang.

Dia mengatakan masalah di internal partai selalu ada dan tidak ada yang tidak bisa diselesaikan sehingga pertemuannya tersebut mencari solusi terbaik.

Menurut dia, kalau masalah tidak terselesaikan maka akan mengganggu eksistensi partai dan proses verifikasi partai yang akan berlangsung pada akhir Januari 2018.

"Kami sangat sungguh-sungguh selesaikan perbedaan dengan cara bermartabat dan bertumpu pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga partai," ujarnya.

Wiranto juga meminta kepada pimpinan Partai Hanura di daerah untuk fokus dan konsentrasi dalam proses verifikasi parpol karena permasalahan sudah diselesaikan antara dirinya dengan OSO.

Dalam kesempatan itu, saat ditanya siapa Ketua Umum Hanura yang sah, Wiranto menegaskan bahwa Ketua Umum Hanura yang sah adalah Oesman Sapta.

"Pak Oesman Sapta (Ketua Umum Hanura). Soal kepengurusan, itu teknis, Pak Oesman dan Pak Daryatmo tadi berbicara semua, dan disarikan untuk menyelesaikan masalah dengan cepat," katanya.

Ketua Umum DPP Partai Hanura Oesman Sapta enggan berkomentar banyak karena sudah dijelaskan oleh Wiranto. Namun dia mengatakan pertemuan tersebut menegaskan bahwa semuanya telah mengakui Hanura dibawah kepemimpinannya yang sah.

"Sudah dijelaskan Pak Wiranto dan alhamdulillah semua mengakui, kebenaran lah yang menentukan kehidupan partai," katanya.

Oso mengatakan ada sekelompok kecil di Hanura yang inggin menghancurkan partai tersebut sehingga dirinya tidak pernah berkomentar terkait berbagai tuduhan yang ditujukan kepadanya.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018