Palangka Raya (ANTARA News) - Sosok Tjilik Riwut, pria kelahiran 2 Februari 1918 di Desa Kasongan, Kecamatan Katingan Hilir, Kabupaten Katingan menjadi kebanggaan masyarakat di Kalimantan Tengah.

Selain disebut sebagai bapak pembangunan Provinsi Kalimantan Tengah, pria yang wafat dalam usia 69 tahun itu juga dinobatkan sebagai tokoh pahlawan nasional dari kalangan masyarakat Dayak, lebih tepatnya suku Dayak Ngaju.

Surat Keputusan Presiden RI No. 108/TK/Tahun 1998 merupakan bukti penghargaan atas perjuangannya pada masa kemerdekaan dan pengabdian membangun Kalimantan (Tengah).

Pada 2 Februari 2018 yang jatuh pada Jumat merupakan saat penting bagi masyarakat Indonesia terutama di Kalteng. Momentum itu yakni terkait kelahiran Tjilik Riwut yang tepat menginjak masa 100 tahun.

Bertempat di Palangka Raya, keluarga besar pria berpangkat Mayor TNI dan menjadi Komandan Pasukan MN 100 ini melaksanakan acara peringatan 100 tahun kelahiran Tjilik Riwut.

Rangkaian peringatan seabad kelahiran Komandan Operasi Penerjunan Pasukan Payung RI yang pertama terjun ke Kalimantan ini diawali dengan ziarah ke makamnya di komplek Taman Makam Pahlawan Sanaman Lampang Kota Palangka Raya.

Pada cara ini tak hanya keluarga besar yang mengikuti prosesi tabur bunga, sejumlah pejabat di lingkungan Pemprov Kalteng dan Kota Palangka Raya serta sejumlah tokoh Provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai dan Bumi Pancasila" ini.

Kemudian pada sore hari dilaksanakan dengan acara seremoni yang dihadiri anggota keluarga, sejumlah pejabat seperti Plt Sekda Kalteng, Wakil Ketua DPRD Kalteng, Wali Kota Palangka Raya, Ketua DPRD KalyKetua Dewan Adat Kalteng, tokoh adat dan tokoh masyarakat.

Berpusat di Rumah Tjilik Riwut Galerry & Resto ini sejumlah masakan khas Dayak disiapkan bagi ratusan masyarakat yang hadir. Sejumlah kebudayaan Kalteng seperti tarian, karungut dan seni lukis yang ditampilkan semakin menyemarakkan suasana.

Di malam itu, para anggota keluarga juga menayangkan film pendek terkait perjalanan hidup Tjilik Riwut.

Selain itu, anggota keluarganya juga mempersembahkan satu lagu yang diciptakan khusus oleh Theresia Nila Ambun Triwati selaku anak ketiga dari pria yang pernah menjabat Gubernur Kalteng itu.

"Kita ingin mengingatkan lagi serta manularkan semangat dan pantang menyerah bapak Tjilik Riwut kepada seluruh masyarakat Kalimantan Tengah terutama para pemudanya," kata Theresia yang lebih dikenal dengan panggilan Nila Riwut.


Petehku Isen Mulang

Meskipun telah tiada, namun semangat Tjilik Riwut masih terpatri di lubuk hati masyarakat Kalteng. Terutama bagi putra dan putrinya, yang tidak ingin perjuangan ayahnya menjadi sia-sia.

"Melalui pelaksanaan acara ini kami ingin semangat TjiliK Riwut terus menggelora terutama di Kalimantan Tengah," kata Nila Riwut.

Untuk itu, acara peringatan satu abad kelahiran pria yang tercatat sebagai "wartawan" ANTARA pertama di Provinsi Kalteng ini diberi tema "Petehku Isen Mulang" yang artinya pesanku pantang menyerah.

Menurut dia, pesan tersebut akan tetap relevan di tengah perkembangan zaman. Sikap pantang menyerah ini pula yang harus terus dikenalkan kepada para generasi muda agar mampu menghadapi tantangan global.

"Pesan itu sangat mengesankan dan menguatkan kami semua. Kami merasakannya. Maka tidak salah kalau kami berbagi semangat tersebut," katanya.

Nila Riwut menambahkan, setidaknya dua kalimat Tjilik Riwut berbunyi "Giatlah bekerja membangun, jujur rajin dan bersemangat, di mana ada kemauan di situ ada jalan. Bekerja sekali lagi bekerja. Bangunlah kembali kebudayaan sejati".

Kemudian "Bermodalkan tekad nenek moyang, ang kajori doha ikei bahondong, ikei cheam aro ang kajipom yang artinya selama darah kami masih merah, kami tidak mau dijajah, dan ara marop berarti pantang menyerah, segala kesulitan mampu diatasi" akan selalu dijadikan pedoman hidupnya karena telah dibuktikan sendiri oleh Tjilik Riwut.

Mantan wali kota Palangka Raya, Lukas Tingkes, mengatakan bahwa Tjilik Riwut merupakan sosok lokalis yang berjiwa nasionalis dan juga pria nasionalis yang berjiwa lokalis.

"Kita patut berbangga bahwa orang Dayak bisa membangun daerahnya dan menjadi salah satu pahlawan nasional. Perjuangan itu tidaklah mudah namun bisa dilakukan," kata pria yang juga tokoh masyarakat Dayak ini.

Untuk itu, dia mengajak seluruh masyarakat di Kalimantan Tengah tak terkecuali generasi muda memanfaatkan momentum peringatan 100 tahun kelahiran Tjilik Riwut untuk meneladani nilai-nilai luhur perjuangan serta meningkatkan semangat pantang menyerah dalam membangun dan memajukan daerah.

Pewarta: Rendhik Andika
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018