Bandung (ANTARA News) - Pada tahun akademik 2018/2019 mendatang, Universitas Padjadjaran akan membuka dua program studi (prodi) baru pada jenjang Sarjana, yaitu Bisnis Digital pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, serta Aktuaria pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Dua prodi ini dibuka untuk menjawab tantangan menghadapi perubahan global saat ini dan sesuai dengan amanat Presiden RI Joko Widodo dalam Dies Natalis ke-60 Unpad, disebutkan bahwa perguruan tinggi, termasuk Unpad, didorong untuk membuka program studi yang tidak konservatif.

Baca juga: CEO Go-Jek ingin bangun sekolah bisnis digital

Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Tri Hanggono Achmad dalam siaran persnya, Jumat, mengatakan, dibukanya prodi Bisnis Digital dan Aktuaria juga merupakan respons kebutuhan global terkait tantangan menuju Industry 4.0.

"Ini merespons kebutuhan global zaman now," ujar Rektor Unpad.

Menurut dia Prodi Bisnis Digital memiliki kekuatan pada pembelajaran bisnis dengan menggunakan teknologi digital.

Selain itu, program studi baru ini dikembangkan untuk mempersiapkan sumber daya manusia untuk mendorong tumbuhnya startup digital, market place, big data, hingga artificial intelligence.

Lebih lanjut Rektor mengatakan, bagi Unpad, pengembangan prodi ini sebagai implementasi teknologi digital perguruan tinggi.

Baca juga: Telkomsel kembangkan bisnis digital tarik investor

Para pengajar disiapkan tidak hanya dari FEB, tetapi juga lintas sektor keilmuan, seperti dari Fakultas Hukum terkait bidang implementasi Undang-undang ITE, Fakultas Ilmu Komunikasi, hingga dari prodi Teknik Informatika.

"Unpad juga akan memperluas kerja sama dengan praktisi bisnis yang sudah bergerak dibidang bisnis digital," kata dia.

Untuk tahun akademik 2018/2019, prodi bisnis digital pertama di Indonesia ini dibuka dengan daya tampung 40 mahasiswa.

Pendaftaran untuk prodi ini dibuka melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

Sementara untuk prodi Aktuaria, rektor menjelaskan, prodi ini dibuka dalam rangka pemenuhan tenaga aktuaris di Indonesia, salah satunya untuk menghitung risiko dalam aktivitas bisnis, terutama dibidang asuransi.

"Tenaga Aktuaris belum banyak, padahal menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, Aktuaris ini sangat dibutuhkan," ujar rektor.

Prodi Aktuaria dibuka dengan daya tampung 50 mahasiswa. Seperti prodi Bisnis Digital, pendaftaran prodi dibuka melalui jalur SBMPTN.

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018