Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan mengubah posisi bak pasir nomor lompat jauh cabang atletik Asian Games 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, menyusul ketidaksesuaian spesifikasi dengan arahan dari delegasi teknis Asosiasi Atletik Asia (AAA).

"Kami sudah bertemu dengan Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) dan delegasi teknis. Ada dua pilihan penyelesaian yaitu solusi permanen tapi harus konsultasi dengan tim sidang pemugaran atau solusi sementara. Tapi, kami lebih memilih solusi permanen," kata Direktur Penataan Bangunan Kemenpupera Iwan Suprijanto di Jakarta, Selasa.

Iwan mengatakan bak pasir nomor lompat jauh di Stadion Utama GBK akan tetap berjumlah tiga bak. 

"Setelah bak lompatan, akan ada area untuk manuver sepanjang dua meter dan panjang 10 meter. Jika ada atlet yang gagal melompat, masih ada ruangan untuk lari dan menatap pagar pembatas," kata Iwan.


Meskipun telah siap untuk melakukan solusi permanen dengan mengubah posisi bak pasir menjauh dari pagar lintasan atletik, Iwan mengaku solusi itu harus mendapatkan persetujuan dari tim sidang pemugaran karena SUGBK adalah bangunan bersejarah yang dilindungi undang-undang.

"Kami juga akan menyesuaikan dengan desain dari delegasi teknis Asosiasi Atletik Asia. Jika desain itu ditolak, kami akan menggunakan solusi sementara. Kami akan tetap meyakinkan untuk Asian Games, itu akan siap," ujar Iwan sembari memastikan memastikan pekerjaan solusi permanen itu akan selesai pada Juni.


Opsi sementara

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar PASI Tigor M. Tanjung mengatakan solusi atas bak pasir yang terlalu dekat dengan pembatas lintasan atletik, sesuai kesepakatan dengan Pengelola GBK dan Kementerian PUPR adalah pembuatan struktur sementara.

"Mereka akan buat struktur sementara dan pagar akan dimundurkan dari bak pasir. Kami akan tetap dapat menggunakan empat bak pasir," kata Tigor.

Tigor mengatakan solusi sementara itu akan ditempuh sembari mengajukan solusi permanen. "Jika solusi permanen dengan menggeser bak pasir, itu pekerjaan berat dan harus kembali mengajukan sertifikasi lintasan kepada Federasi Asosiasi Atletik Internasional (IAAF)," kata Tigor.

Pewarta: Imam Santoso
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018