Nusa Dua (ANTARA News) - Indonesia National Air Carrier Association (INACA) menegaskan komitmennya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) penerbangan untuk mengantisipasi liberalisasi penerbangan ASEAN (Open Sky) mulai 2008. "Fokus rekomendasi kita pada RUA (Rapat Umum Anggota) INACA 2007 adalah SDM dalam rangka safety, bukan urusan komersial dan marketing," kata Ketua DPP INACA Rusdi Kirana kepada pers di Nusa Dua, Bali, Rabu. Menurut Rusdi, industri penerbangan domestik yang pesat saat ini harus diimbangi dengan kualitas dan kuantitas memadai, tidak hanya maskapai, tetapi juga pihak terkait seperti bandara dan pengatur lalu lintas udara. Penumpang domestik pada 1999 hanya 6,3 juta per tahun dan meningkat jadi 34 juta pada 2006. Pemerintah mencatat ada pertumbuhan di atas 20 persen per tahun. Dikatakannya, momentum tersebut harus mampu dimanfaatkan dengan baik oleh pihak terkait, termasuk regulator. "Sebab jika tidak, maka asing akan masuk dan menguasainya," katanya. Salah satu SDM yang layak diprioritaskan adalah kebutuhan tenaga pilot dan copilot, teknisi dan pendukung lainnya. "Kami sudah mendengar krisis pilot sudah terjadi di Indonesia dalam dua tahun terakhir," katanya. Senada dengan itu, Sekjen INACA Tengku Burhanuddin saat dihubungi mengakui bahwa pihaknya akan mengusulkan ketentuan usia pilot yang diperpanjang masa tugasnya. "Kita sudah krisis pilot. Untuk itu, perlu ada perubaan perpanjangan usia ketika bertugas yakni untuk copilot maksimum 63 tahun menjadi 65 tahun. Sedangkan untuk capten pilot tetap 60 tahun," kata Tengku. Selain itu, INACA dalam rekomendasi hasil RUA INACA tersebut meminta kepada pemerintah untuk meningkatkan kuantitas pilot melalui pendidikan formal yang disertifikasi dan mempermudah bagi maskapai yang hendak mendirikan sekolah penerbang (flying school). Namun, baik Rusdi maupun Tengku tidak merinci berapa kebutuhan pilot yang ada atau perkiraan dalam beberapa tahun mendatang, termasuk berapa jumlah pilot yang sedang bekerja di maskapai domestik. "Yang jelas pilot Indonesia hanya ratusan," kata Tengku.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007