London (ANTARA News) - Beberapa astronom, Rabu, menemukan bukti terbaik yang pernah ada mengenai keberadaan air di luar sistem tata surya kita -- di atmosfir planet raksasa yang berjarak 60 tahun cahaya dari Bumi. Para peliti yang menulis di jurnal ilmiah Nature mengatakan planet itu sendiri, HD 189733b, kelihatannya tak menyimpan kehidupan, tapi bukti mendukung pencarian kehidupan di sistem tata surya lain. "Kami bergairah setelah mengidentifikasi tanda jelas mengenai air di satu planet yang berjarak triliunan mil jauhnya," kata Giovanna Tinetti, dari Badan Antariksa Eropa di Institut d`Astrophysique de Paris di Perancis, yang memimpin studi tersebut, sebagaimana dikutip Reuters dari siaran pers. Satu tahun cahaya adalah jarak sinar meluncur dalam satu tahun dengan kecepatan 300.000 kilometer (186.000 mil) per detik, atau mendekati 10 triliun kilometer (6 triliun mil). "Bulan Bumi hanya berjarak 1,3 detik cahaya dari planet kita," katanya. "Meskipun HD 189733b jauh dari ditinggali, dan sebenarnya menyediakan lingkungan yang bersifat lebih bermusuhan, temuan kami memperlihatkan bahwa air mungkin lebih umum di luar sana dibandingkan perkiraan sebelumnya, dan metode kami dapat digunakan pada masa depan untuk mengkaji lingkungan hidup `yang lebih bersahabat pada kehidupan`," kata Tinnetti. Penelitian memperlihatkan bahwa planet tersebut, yang mengorbit satu bintang di konstalasi Vulpecula (Fox), kelihatan lebih besar pada ukuran gelombang panjang yang cocok dengan air, yang menyarankan bahwa bahan itu ada di atmosfir. "kami menemukan penghisapan oleh uap air adalah penyebab yang paling mungkin dari variasi gelombang panjang dalam radius efektif planet tersebut pada gelombang panjang infra-merah," kata para peneliti itu. HD 189733b dikenal sebagai planet "Jupiter panas" --seperti planet gas Jupiter di sistem Bimasakti tapi jauh lebih panas lagi. Temuan itu bertentangan dengan kajian sebelumnya yang tak memperlihatkan bukti keberadaan air, kata Heather Knutson, ahli astronomi di Harvard University yang mengkaji temuan itu pada masalah yang sama Nature. Namun, beberapa kajian sebelumnya meneliti sinar yang dipancarkan dari sisi siang planet itu sementara penelitian paling akhir menggunakan metoda yang berbeda yang mengukur caha yang dipancarkan melalui ujung lebih luar atmosfir planet tersebut, kata Knutson. Itu menunjukkan mungkin ada sesuatu yang menyembunyikan tanda air dalam ukuran sebelumnya, katanya. "Pada jangka panjang, kami dapat menilai planet lain yang dapat mendukung kehidupan dan memiliki air pada atmosfir mereka," kata Knutson dalam suatu wawancara telpon. (*)

Copyright © ANTARA 2007