Perempuan Skotlandia itu hanya segelintir dari perempuan yang muncul di film-film pahlawan super Amerika Serikat yang didominasi karakter laki-laki.
Meski jumlahnya belum sebanding, Karen senang dengan adanya variasi peran untuk kaum Hawa di Marvel Cinematic Universe.
Tokoh-tokoh perempuan di Marvel Cinematic Universe, ujar dia, adalah karakter rumit yang menunjukkan kekuatan dan sisi rapuh mereka.
“Saya senang menjadi bagian dari itu,” ujar dia dalam konferensi pers digital “Avengers: Infinity War” dari Singapura di Jakarta, Senin.
Menjadi bagian dari keluarga besar Avengers yang bertabur bintang kadang terasa intimidatif, tapi suasana yang dibuat oleh sutradara beserta tim membuatnya merasa nyaman dan tidak tertekan untuk mengambil risiko.
Salah satu tantangannya? Bersiap sejak pukul tiga dini hari untuk dirias agar berubah wujud jadi Nebula.
“Akhirnya itu jadi bagian rutinitas saya,” ujar dia.
Menurut Karen, film Avengers ketiga ini patut untuk dinantikan karena merupakan “akhir dan klimaks luar biasa” dari perjalanan 10 tahun Marvel Cinematic Universe.
Baca juga: Pemain "Avengers: Infinity War" akan temui penggemar di Singapura
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018
