Bandung (ANTARA News) - Menteri Kesehatan (Menkes), Ny. Siti Fadilah Supari, pada Senin siang, menjenguk keluarga almarhum dr. Erina Natania Nazarudin (29), dokter PTT di Puskesmas Irian Jaya Barat (Irjabar), di Jalan Bima Nomor 98 Kota Bandung, Jawa Barat. Almarhum Erina adalah dokter Pegawai Tidak tetap (PTT) di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kokas yang meninggal dunia lantaran kecelakaan lalu lintas, dan mobilnya masuk jurang sedalam 20 meter di jalur Fakfak-Kokas, Irjabar, Minggu (15/7). Sebagai penghormatan terhadap pengabdiannya sebagai dokter di daerah terpencil, Menkes akan memberikan Penghargaan Arutala, yakni penghargaan yang diberikan kepada insan Departemen Kesehatan (Depkes) yang meninggal dunia saat menjalankan tugas dan pengabdiannya. "Kami turut berbela sungkawa atas kejadian yang menimpa Alm. dr Erina yang meninggal dunia saat bertugas, proses pemulangan jenazahnya ditanggung pemerintah," kata Ny. Siti Fadilah Supari saat menjenguk keluarga Erina. Menkes menyempatkan diri singgah ke rumah keluarga tersebut setelah mendampingi Presiden RI yang meresmikan pabrik farmasi di Cimareme, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jabar. Ny. Siti Fadilah terlihat disambut oleh kedua orang tua Erina, drg Daniel Nazarudin dan Ny Kathy. Pihak keluarga masih menunggu kedatangan putri bungsu mereka yang tewas pada kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada Minggu (15/7. Rencananya, jenazah dokter PTT lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad) pada 2001 itu tiba di Bandung, Selasa (17/7). Menkes sempat menangis dan beberapa kali menyeka air matanya saat berbincang dengan kedua orang tua dokter itu, dan meminta pihak keluarga bersabar sekaligus menerima kepergiannya sebagai musibah. Ia menyebutkan, kejadian itu terjadi pada saat Erina menunaikan tugas mulia. "Kecelakaan itu bukan karena sarana yang tidak memadai, namun karena medan jalan di sana yang memang berat. Ambulans yang dikendarainya, sebenarnya kondisinya masih baru," kata Ny. Siti Fadilah. Erina Natania adalah tiga bersaudara dari keluarga drg. Daniel Nazarudin dan Ny Kathy. Kakak sulungnya, Harry Harianto (30), mengatakan bahwa adik bungsunya itu berangkat menjadi dokter PTT pada April 2007. Erina, menurut sang kakak, sebenarnya bertugas di Fakfak, Irjabar, namun beberapa hari lalu, tadinya ditugaskan sementara di Puskesmas Kokas menggantikan temannya, dr Arief, yang mengambil cuti selama dua minggu. "Kejadian itu berlangsung ketika dia baru pulang mengantar pasien, seorang ibu dari Kokas yang akan melahirkan, karena kondisinya gawat dibawa ke Fakfak. Ketika pulang itulah kendaraan yang dikemudikannya terguling ke jurang," kata Harry dengan mata berkaca-kaca. Harry menyebutkan, adiknya memilih menjadi dokter PTT karena ingin menimba pengalaman dan mengabdi di daerah terpencil. Erina juga sempat mengutarakan niatnya untuk mengambil spesialisasi setelah bertugas di Irjabar. Namun yang membuat pihak keluarga panik dan histeris, menurut dia, karena sebelum maut menjemput, Erina sempat menelpon ibunya dan menyebutkan bahwa berada di Fakfak guna mengantar pasien yang akan melahirkan. "Saya tidak menyangka itu merupakan suara terakhirnya yang saya dengar," kata Ny. Kathy. Sementara itu, pihak keluarga sudah bersiap untuk menyambut kedatangan jenazah Erina, yang rencananya akan dikremasi pada Jumat (20/7). (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007