Cirebon (ANTARA News) - Sebanyak 19 bus yang mengangkut nelayan dari Tegal, Brebes, Cirebon dan Indramayu bergerak ke Jakarta untuk menghadiri sidang mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Rohmin Dahuri, dan rencana unjuk rasa ke Istana Presiden. "Setelah menghadiri sidang Rohmin Dahuri, jika dinyatakan bersalah kami akan bergerak ke Istana Presiden meminta agar kasus serupa juga disidik, demikian juga para penerima dana itu," kata Kordinator Aksi Nelayan Pantura Dade Mustofa kepada ANTARA News di Gebang, Minggu petang. Ia menjelaskan, rombongan akan dibagi beberapa gelombang pertama dari Paguyuban Wong Cilik Tegal akan menggunakan empat bus Dedy Jaya masing-masing dua untuk Tegal dan dua untuk Brebes, kemudian dari Gebang diberangkatkan 11 bus Bhineka. Kemudian terakhir dari KOMPAK (Kordinator Masyarakat Pesisir Kabupaten Indramayu) memberangkatkan empat bus sehingga rombongan iring-iringan ada 19 bus. Dade menjelaskan, nelayan sudah terlalu kesal karena penyidikan dana non bugeter masa Menteri Keluatan dan Perikanan Fredy Numbery masih lambat sehingga mengindikasikan kuat adanya pola tebang pilih dalam pemberantasan korupsi di Indonesia. "Kami akan ke Istana agar Presiden SBY berbuat tegas jangan melindungi menteri kabinetnya sendiri, karena dana itu juga ada di departemen lain," katanya. Sementara berdasarkan pantauan ANTARA, suasana hari Minggu yang sebelumnya diperkirakan akan ada aksi pemblokiran Jalur Pantura dengan perahu ternyata tidak terbukti, tetapi beberapa nelayan mengakui jika mereka akan menunggu hasil vonis terhadap Rohmin Dahuri, Senin besok (23/7). "Kalau dinyatakan bersalah, maka nelayan tidak perlu dikomando akan bergerak turun ke jalan untuk memblokir sehingga kalaupun polisi mau menangkap maka tangkap semua nelayan yang ada," kata seorang nelayan yang tidak mau disebut namanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007