Blitar (ANTARA News) - Isak tangis mewarnai pemakaman EL, seorang siswi sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Blitar, Jawa Timur, yang nekat bunuh diri diduga karena tidak berhasil masuk sekolah favoritasnya lantaran terkendala zonasi.

Proses pemakaman tersebut dilakukan di sekitar rumah korban, di Desa/Kecamatan Srengat, Kabupaten Kediri, Jumat siang. Keluarga korban sangat terpukul dengan kematian EL yang notabene masih kecil, baru lulus dari SMP.

Ibunda EL, Endang Susiana, mengaku putrinya memang ingin bersekolah di tempat seperti kakak-kakaknya sekolah, yaitu di Kota Blitar. Namun, anaknya seakan pesimistis karena terkendala dengan sistem zonasi.

"Dia inginnya ke tempat seperti mas dan mbaknya. Kalau nilai mencukupi, tapi dia pesimistis karena rayon, zonasi itu," kata Endang di Blitar.

Endang sangat berharap pemerintah mau mengkaji lagi sistem zonasi yang telah diterapkan tersebut. Sistem sebaiknya dibuat seperti dulu, agar anak-anak yang ingin bersekolah dipilihnya bisa terealisasi.

Baca juga: Siswi di Ngawi tenggak pembersih lantai

"Harapannya bisa kembali seperti dulu lagi karena ini juga terkait dengan perasaan anak," kata dia.

Proses pemakaman EL berlangsung lancar. Jenazah awalnya ditempatkan di rumah singgah sebelum dimakamkan. Jenazah lalu diangkut dengan mobil dan ditempatkan di peti jenazah berwarna putih.

Seluruh keluarga, serta rekan korban juga ikut mengantarkan pemakaman EL. Keluarga sangat terpukul saat jenazah hendak dimakamkan. Bahkan, ayahanda korban juga berkali-kali memanggil nama korban dengan ekspresi yang sangat sedih.

Dalam proses pemakaman tersebut, kakak korban, juga sempat melepaskan burung merpati ke udara, sebagai simbol ruh adiknya terbang ke surga. Setelah peti korban dimasukkan ke dalam lubang pemakaman, lalu diuruk dengan tanah. Di atasnya diberi taburan bunga.

Sebelumnya, EL, seorang siswi SMP di Kota Blitar ditemukan meninggal duni dengan cara gantung diri, pada Selasa (29/5) petang di kamar indekos. Ia diduga bunuh diri karena tidak bisa masuk ke sekolah favoritnya karena terganjal sistem zonasi.

Baca juga: Diduga depresi usai UN siswi SMPN 1 Tabanan bunuh diri

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018