Jakarta (ANTARA New) - Indonesia mendapatkan angka yang cukup tinggi di kawasan regional Asia Tenggara sebagai negara yang sedang memakai atau mengeksplorasi internet of things (IoT) di berbagai sektor, menurut survei Asia IoT Business Platform tahun lalu di kawasan ASEAN.

"Indonesia cukup tinggi dalam implementasi IoT, tapi, menariknya, angka yang tidak tahu (IoT) juga tinggi," kata Direktur Asia IoT Business Platform Irza Suprapto saat jumpa pers di Jakarta, Rabu.

Berdasarkan survei tersebut, 83 persen bisnis di Indonesia saat ini sedang mengeksplorasi dan mengimplementasikan solusi IoT, berada di bawah Thailand dan Malaysia masing-masing 89 persen dan 86 persen, dan di atas Filipina dan Vietnam dengan 80 persen dan 79 persen.

Survei tersebut menguraikan, 29 persen bisnis di Indonesia sudah mengeksplorasi IoT, yang sudah memakai IoT berjumlah 11,8 persen. 5,1 persen sudah merasakan manfaat dari Iot.

Sementara itu, angka yang mewakili golongan yang belum mengetahui IoT berjumlah 16,2 persen. 37,6 persen mengaku sedang mempelajari mengenai IoT.

Survey yang melibatkan 1.573 orang di Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Vietnam ini menunjukkan lebih dari separuh setuju Iot dapat meningkatan produktivitas, sebanyak 74,8 persen dari responden.

61,3 persen meyakini IoT dapat memperbaiki hubungan dengan pelanggan, sementara 68 persen berpendapat IoT dapat mengurangi biaya produksi. Hanya 6,2 persen yang tidak yakin dengan solusi yang ditawarkan IoT.

Meski pun respons terhadap IoT di kawasan Asia Tenggara cukup menggembirakan, penerapan IoT untuk skala besar masih mengalami hambatan, 68,9 persen meyakini biaya yang harus dikeluarkan tinggi, diikuti oleh masalah keamanan (56,3 persen), tidak sesuai dengan sistem lama (48,2 persen), kerumitan sistem (43,6 persen) dan masalah sumber daya manusia yang memahami teknologi tersebut (40,4 persen).

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018