Yogyakarta (ANTARA News) - Film dokumenter terbaru karya Garin Nugroho yang berjudul "Teak Leaves At The Temples" mengusung tema musik "free jazz". "Film ini menampilkan kolaborasi antara musisi lokal dan musisi `free jazz` internasional dengan setting tiga candi, yaitu Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko," kata Garin Nugroho di Yogyakarta, Rabu. Menurut dia, kolaborasi tersebut penuh ketidakdugaan dan menjadi sesuatu yang sangat menarik, sehingga memunculkan berbagai improvisasi yang penuh kejutan. Musisi asing yang terlibat dalam pembuatan film dokumenter tersebut antara lain Guerino Mazzola, Heinz Geisser, dan Noris Jones, sedangkan komunitas lokal yang turut andil antara lain komunitas lima gunung, sono seni, dan kelompok musik bambu Plaosan. Guerino Mazzola sendiri adalah seorang ahli matematika dan komposer yang berasal dari Swiss. Musisi kelahiran 1947 ini tertarik pada hubungan antara kedua hal tersebut. Gaya permainan pianonya sarat pengaruh dari musik kontemporer Eropa dan pianis `free jazz` legendaris dari Amerika Serikat, Cecil Taylor. Heinz Geisser adalah seorang musisi asal Swiss, kelahiran 1961 yang pernah belajar gitar dan perkusi musik klasik di Zurich Music Conservatory. Pada tahun 1992, Geisser membentuk sebuah formasi The Collective kwartet yang didukung oleh para tokoh pemain `free jazz` terkenal dari New York seperti Mark Hennen, Jeff Hoyer dan William Parker. Sedangkan, Norris Jones atau yang lebih dikenal dengan nama Sirone adalah seorang pemain bass `free jazz` veteran terkenal dari Amerika Serikat. Pembuatan film yang mendokumentasikan permainan musik "free jazz" di Borobudur ini melibatkan tidak kurang dari 500 orang. Menurut Garin, yang membuat film ini hidup bukanlah Borobudur-nya namun komunitas di sekitarnya karena `heritage` terbesar dari Borobudur adalah komunitas di sekelilingnya. Menyinggung tentang usaha distribusi atau pemasaran karyanya tersebut, Garin mengatakan ia tidak terlalu memikirkan hal itu. "Saya hanya berpikir tentang `mencipta` saja, tentang distribusi saya serahkan pada pasar atau festival saja," katanya. Namun kemungkinan besar, karya tersebut akan dijual ke komunitas Jazz seperti di Toronto, New York, dan festival-festival jazz, ujarnya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007