Dili (ANTARA News) - Lebih dari 50 orang di Timor Timur ditangkap terkait aksi massa yang mengamuk dan membakar gedung menyusul penunjukan Xanana Gusmao menjadi perdana menteri. "Polisi menangkap lebih dari 50 tersangka pelaku pembakaran kemarin (Selasa)," kata komandan polisi Baukau Pedro Belo kepada kantor berita Prancis AFP lewat telepon. "Keadaan saat ini di bawah kendali pasukan keamanan, tapi masih ada kejadian kecil di kecamatan Quelikai dan Venilale," kata Belo. Ia menyatakan pengadilan kabupaten dan kantor pemerintah dibakar bersama dengan kantor setempat badan amal Katolik Caritas serta Badan Bantuan Katolik. Kerumunan itu juga berusaha membakar kantor daerah partai Xanana, Kongres Bangsa untuk Pembangunan Kembali Timor Timur (CNRT), tapi apinya cepat padam, katanya. Kerusuhan juga melanda Dili, ibukota negara baru dan miskin itu, Senin dan Selasa sesudah Presiden Jose Ramos-Horta mengumumkan bahwa gabungan pimpinan partai Xanana membentuk pemerintah setelah pemilihan umum tanggung pada Juni. Bekas partai berkuasa Fretilin, yang menyebut langkah itu tidak sah dan akan memerkarakan di pengadilan, menyatakan akan minta pendukungnya tenang. Fretilin meraih 21 kursi di parlemen beranggota 65 orang itu, angka tidak cukup untuk membentuk pemerintah, sementara CNRT merebut 18 kursi, tapi menggalang persekutuan dan mendapatkan 37 kursi. Timor Timur memiliki pemuda dalam jumlah besar di antara satu juta penduduknya dan angka pengangguran mencapai 50 persen, membuatnya sangat rawan. Xanana hari Rabu diambil sumpah sebagai perdana menteri baru Timor Timur oleh Presiden Jose Ramos-Horta. "Saya bersumpah kepada Tuhan, kepada rakyat, dan atas kehormatan saya bahwa saya akan memenuhi kesetiaan tugas, yang diamanatkan kepada saya," kata Gusmao pada upacara pelantikan di istana presiden. Perserikatan Bangsa-Bangsa mengancam mengambil tindakan keras atas pendukung partai, yang membuat keurusuhan, dan memperlakukan perusuh sebagai penjahat, yang akan ditangani segera. Ancaman tersebut dikemukakan utusan khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon untuk urusan Timor Timur, Atul Khare, dalam pernyataan dikeluarkan markasbesar badan dunia itu di New York hari Selasa. Ancaman itu dikeluarkan Khare menyusul bentrok, pelemparan batu serta pembakaran gedung di Dili dan kota lain pada Selasa.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007