Jakarta (ANTARA News) - Film teror "The Meg" menampilkan bintang laga Jason Statham berjuang mengakhiri teror Megalodon, hiu purba dengan ukuran lebih besar dari hiu putih.

Sebagai makhluk yang telah punah, Megalodon banyak sekali dibahas hingga seolah-olah kita tahu segalanya tentang hiu purba tersebut. Padahal tidak, ujar ahli purbakala atau paleontologi Darren Naish dari University of Southampton, Inggris.

Satu-satunya bukti yang kita miliki adalah gigi hiu tersebut sangat besar. "Ukurannya 16,8 centimeter dari akar hingga ujungnya," kata Naish. Sayangnya, fosil utuh Megalodon tidak pernah ditemukan.Sebagai salah satu spesies hiu, rangka Megalodon tersusun dari tulang rawan ketimbang tulang keras, sehingga bangkai hiu purba itu tidak mengalami proses fosilisasi.

Monster penuh misteri
Berdasarkan ukuran giginya, banyak yang membayangkan ukuran panjang Megalodon. Hiu purba tersebut digambarkan dalam "The Meg" memiliki panjang sekitar 22 hingga 27 meter, yang tentunya tidak tepat.

"Ukuran hiu itu sesungguhnya sekitar 15 hingga 20 meter," kata Naish. Rekonstruksi rahang Megalodon yang katanya sangat besar hingga seseorang mampu duduk di dalamnya seperti terlihat pada sebuah foto juga merupakan hal yang keliru.

Kendati demikian, Megalodon merupakan predator laut terbesar dan tak diragukan lagi mampu melahap Jason Statham sebagai sarapannya.

Hiu putih besar hanya memiliki panjang sekitar enam meter, bahkan hewan laut terbesar di Bumi yakni paus biru tidak pernah memiliki panjang hingga 30 meter.

Minimnya fosil membuat kita belum mengetahui seperti apa wujud sebenarnya dari Megalodon, atau apakah hiu purba itu masuk ke dalam pohon kelompok spesies hiu.

Baca juga: "The Meg": Kombinasi teror hiu "Jaws" plus "Deep Blue Sea"

"Hiu purba ini kemungkinan masuk ke dalam kelompok hiu yang disebut Lamniformes," ujar Naish. Lamniformes atau dikenal sebagai mackerel sharks merupakan kelompok hiu yang meliputi hiu putih besar, hiu basking, hiu bermulut besar atau megamouth shark, dan hiu goblin.

Belum jelas seperti apa wujud sesungguhnya dari Megalodon: orang-orang membayangkan hiu purba ini berwujud seperti hiu putih besar, padahal "itu bisa saja keliru." Hingga sekarang belum ada konsensus mengenai nama ilmiah hiu purba ini.

Yang jelas, kita bisa mengetahui jenis makhluk yang suka dimangsa oleh Megalodon. "Terdapat bukti tanda gigitan di fosil paus dan lumba-lumba yang berasal dari zaman purbakala. Kemungkinan hiu ini merupakan pemangsa mamalia laut," kata Naish. Hewan yang diserang Megalodon persis dengan hewan yang dimangsa hiu putih besar.

Selain itu terdapat hasil penemuan menarik lainnya dari Megalodon. "Spesies ini menggunakan ekosistem perairan dangkal seperti Panama Bay sebagai tempat berkembang biak. uniknya gigi Megalodon kecil dari wilayah ini kemungkinan berasal dari Megalodon muda, yang menetap di perairan tersebut hingga cukup besar untuk berburu di laut lepas," tutur Catalina Pimiento dari Swansea University, Inggris. 

Punah demi kebaikan
Kendati banyak pihak mengklaim hiu purba ini masih hidup, sulit sekali untuk membuktikan bahwa Megalodon masih gentayangan di laut saat ini.

Hiu ini telah punah sekitar 2,6 juta tahun lalu, menurut sebuah studi yang turut dikerjakan oleh Pimiento, ahli yang menghabiskan waktu 10 tahun untuk meneliti tentang nasib yang menimpa Megalodon. Salah satu isu menyebutkan bahwa evolusi predator-predator laut baru, seperti hiu putih besar dan paus pembunuh (orca) membuat Megalodon kesulitan untuk mendapatkan mangsa.

Namun penemuan besar muncul pada 2017, saat tim Pimiento menemukan bahwa Megalodon merupakan salah satu hewan yang punah akibat peristiwa kepunahan besar di laut yang hingga sekarang masih misteri.

Dari semua hewan mamalia laut besar, "36 persen dari semua genus punah pada masa itu," ujar Pimiento.

Faktor penting yang kemungkinan menjadi penyebab kepunahan Megalodon adalah perubahan ketinggian air laut, yang mengurangi volume perairan laut dangkal dan pantai yang menjadi lokasi perburuan utama Megalodon.

"Kami menemukan bahwa pengurangan area berburu memicu kepunahannya, karena hiu purba ini tidak memiliki ruang untuk mencari makanan," kata Pimiento.  

Masih gentayangan di laut dalam?
Banyak pihak yang mengklaim bahwa mereka memiliki dua bukti bahwa Megalodon masih hidup, kata Naish. Pertama, sejumlah fosil gigi yang diklaim berusia 10 ribu tahun yang tidak jelas asal-usulnya dan beberapa penampakan.

Naish dan salah satu ilmuwan yang meneliti hal ini untuk buku mereka yakni "Cryptozoologicon" membuktikan bahwa "klaim-klaim tersebut cuma dongeng, hoaks atau hal yang keliru."

Ada banyak spesies laut yang belum ditemukan, termasuk beberapa makhluk yang bisa menimbulkan kehebohan, namun kemungkinan besar makhluk-makhluk ini hidup di perairan sangat dalam. Contohnya hiu bermulut besar yang baru ditemukan pada tahun 1976 karena hewan ini hidup di perairan sangat dalam.

Megalodon tidak cocok dengan profil tersebut. "Hiu purba ini merupakan predator mamalia besar yang gemar meneror perairan dangkal. Apakah Anda menganggap bahwa selama ini kami tidak menemukan buktinya?" ujar Naish.

Kalau Megalodon masih hidup, buktinya sangat mudah ditemukan karena hiu sering menanggalkan giginya secara konstan dan gigi Megalodon memiliki ukuran sekitar 15 centimeter.

"Bukti tersebut pasti sangat sulit untuk dilewatkan."  Demikian dilansir dari newscientist.com.

Baca juga: The Meg, perang melawan hiu raksasa

Penerjemah: Aji Cakti
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2018