Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Konferensi Asia Pasifik untuk Tembakau dan Kesehatan ke-12 (APACT 12th) yang berlangsung di Nusa Dua, Bali menghasilkan 14 butir resolusi, salah satunya dorongan agar Indonesia mengaksesi dan meratifikasi Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau (FCTC) dalam tempo satu tahun.

 "Untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan ekonomi rakyatnya serta selaras dengan wilayah Asia Pasifik, Indonesia meratifikasi FCTC dalam waktu setahun," sebut butir ketiga resolusi APACT12th yang dibacakan pada penutupan di Nusa Dua Bali, Sabtu.

 Ditanya tentang dorongan tersebut, mantan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi yang hadir dalam jumpa pers setelah penutupan mengatakan sangat mungkin Indonesia mengaksesi FCTC.

 "Dulu Indonesia terlibat dalam merumuskan FCTC, tetapi kemudian tidak ikut meratifikasi. Siapa tahu, siapa pun presidennya, dalam waktu satu tahun Indonesia akan mengaksesi," katanya.

  Nafsiah mengatakan ketika FCTC disepakati negara-negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dinamika politik di dalam negeri membuat Indonesia tidak ikut meratifikasi.

 Begitu pula dalam waktu satu tahun ke depan, Nafsiah mengatakan sangat mungkin dinamik politik dalam negeri akan membuat Indonesia mengaksesi FCTC.

 Salah satu peserta Konferensi Pemuda APACT12th asal Indonesia, Beladenta Amalia, optimistis pemerintah Indonesia akan mengaksesi FCTC.

  "Bersama aliansi pemuda dari negara-negara Asia Pasifik, pemuda Indonesia pasti akan ikut mendorong agar FCTC segera diaksesi," katanya.

 APACT12th ditutup pada Sabtu. APACT pertama kali diadakan di Taipei, Taiwan pada 1989. Pertemuan beriktunya akan diadakan di Thailand pada 2020.

 APACT12th diselenggarakan di Nusa Dua, Bali dan diketuai Arifin Panigoro. Komite Nasional Pengendalian Tembakau bersama sejumlah organisasi pendukung pengendalian tembakau lainnya bertindak sebagai tuan rumah di Indonesia
 
Baca juga: Pakar : pengendalian tembakau perlu satu generasi
Baca juga: Intervensi industri rokok ke negara, tinggi di Asia

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018