Tapi kalau individu hilang, kehilangan satu betina yang bisa mereproduksi beberapa anak. Itu sangat disayangkan,
Pekanbaru (ANTARA News) - Organisasi non-pemerintah internasional World Wild Fund for Nature (WWF) menyatakan bahwa kematian harimau berdampak luas terhadap populasi satwa bernama latin Panthera tigris sumatrae tersebut.

"Dari hasil beberapa analisis menunjukkan bahwa ketika kehilangan individu harimau secara langsung, berpengaruh terhadap ketahanan populasinya," kata Module Leader Riset Harimau WWF Sumatera Bagian Tengah, Febri Anggriawan Widodo kepada Antara di Pekanbaru, Rabu.

Ia menuturkan bahwa kematian seekor harimau secara langsung dampaknya lebih buruk dibanding dengan penyusutan habitat harimau. Jika penyusutan habitat, maka harimau masih dapat bertahan dalam jangka waktu tertentu.

"Tapi kalau individu hilang, kehilangan satu betina yang bisa mereproduksi beberapa anak. Itu sangat disayangkan," ujarnya.

Tidak hanya harimau betina, kehilangan individu harimau jantan juga memiliki dampak yang cukup luas. Harimau jantan, lanjutnya, berperan penting untuk memperkaya genetik keturunannya sehingga keduanya dibutuhkan pengawasan ketat dari semua pihak.

Ia menjelaskan hal tersebut ketika dikonfirmasi terkait kematian seekor harimau betina dewasa di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, Rabu siang.

Si belang malang itu ditemukan mati dengan kondisi mengenaskan. Tubuh harimau yang dipastikan dalam kondisi hamil itu terlilit tali penjerat di areal perbukitan. Sebelum mati dalam kondisi mengenaskan, harimau tersebut sempat terperangkap jerat warga.

"Kami sangat menyayangkan kematian satwa yang dilindungi tersebut, apalagi ini satwa betina dewasa yang siap untuk melahirkan anak anak harimau selanjutnya," kata Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyono.

Baca juga: Harimau Sumatera tewas terjerat di Riau
Baca juga: Harimau yang tewas terjerat diotopsi di Pekanbaru

Pewarta: Bayu Agustari Adha
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2018