Denpasar (ANTARA News) - Para pemain Persegi Bali FC mengancam mogok melanjutkan kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia, jika hingga menjelang laga kandang melawan Persijab Jepara, Sabtu (8/9), belum juga tersedia dana. Para pemain bukan hanya meminta pelunasan pembayaran gaji tiga bulan terakhir, tetapi juga menuntut pelunasan berbagai hutang miliaran rupiah akibat manajemen kesulitan dana, kata Manajer Persegi Bali FC, I Made Sumer, Senin. Sumer, ketika ditemui ANTARA di Bali Summer Hotel Kuta, menyebutkan untuk menyelesaikan tunggakan tiga bulan gaji pemain dan pelatih sampai awal September ini, diperlukan dana sekitar Rp600 juta. "Soal pelatih Henk Wullems sebenarnya tetap bersikap baik walaupun sejak bergabung dua bulan lalu belum menerima pembayaran apa-apa, kecuali penggantian tiket penerbangan dari Belanda ke Bali. Tapi jadi beban jika tidak segera diselesaikan," katanya. Menurut Sumer, manajemen Persegi Bali kini memiliki hutang kepada berbagai pihak mencapai sekitar Rp1,5 miliar, di antaranya berupa hutang pelayanan ransum/katering pemain, perjalanan laga tandang/tur dan penyelenggaraan pertandingan. "Saya benar-benar pusing. Sudah bolak-balik minta pencairan dana bantuan pemerintah daerah, belum juga direalisasikan. Mau menggunakan cara apa lagi?" tuturnya. Ia berharap separuh sisa bantuan Pemprop Bali sebesar Rp1,5 miliar bisa segera dicairkan, walaupun nantinya belum mampu menutup berbagai hutang, tunggakan pembayaran gaji dan berbagai biaya lainnya. "Kita juga harus melunasi tunggakan pembayaran kontrak pemain asing masa lalu sekitar Rp250 juta, penyelesaian kontrak/dokumen pemain asing yang baru, dan menyiapkan biaya penyelenggaraan pertandingan mendatang," katanya. Masalah sisa tunggakan pembayaran kontrak sejumlah pemain asing itu juga sudah masuk ke badan pengatur sepak bola dunia (Federation Internationale de Football Association/FIFA) di Zurich, Swiss. "Kalau masalah ini tidak cepat diselesaikan, Persegi akan mendapat sanksi tidak boleh mengikuti kompetisi. Jika ini terjadi ya fatal akibatnya," ujar Sumer. Karena itu, ia berharap Pemprop Bali segera mencairkan bantuannya dan sejumlah pemerintah kabupaten di Bali yang belum memberikan bantuan, juga dapat segera berpartisipasi. (*)

Copyright © ANTARA 2007