Sektor properti memberikan dampak yang besar bagi pertumbuhan ekonomi sehingga diperlukan pertukaran data yang lebih akurat
Nusa Dua (ANTARA News) - Bank Indonesia mengajak Persatuan Perusahaan Real Estat Indonesia (REI) untuk saling bertukar data dalam rangka memberikan gambaran mengenai stabilitas ekonomi makro untuk dipergunakan dalam mengeluarkan kebijakan moneter.
   
Sektor properti memiliki "multiplier effect" yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi makro karena di dalamnya terdapat 170 industri dan sub industri pendukung, kata Asisten Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta di Nusa Dua Bali, Kamis, dalam penyelenggaraan Rakernas REI.
   
"Kalau sampai sektor ini mengalami penurunan tentunya juga berdampak turunnya ekonomi," kata Filianingsih.
   
Filianingsih mengatakan, kerja sama pertukaran data ini sebagai implementasi penandatangan MOU kerja sama kedua institusi, untuk nantinya dilanjutkan melalui pengembangan sumber daya manusia dan kerja sama lainnya.
     
"Data properti ini sangat penting, bagaimana kami bisa membuat kebijakan yang akurat kalau tidak ada data. Kebijakan ini nantinya juga sangat penting untuk mendukung usaha dan bisnis dari pengembang properti, jelas Filianingsih.
   
Filianingsih mengatakan, selain melakukan pertemuan antara pengurus REI dengan dewan gubernur BI yang selama ini telah berjalan, juga direncanakan untuk mengoptimalkan peran REI di daerah dengan melibatkan kantor wilayah Bank Indonesia.
   
"Saya harap bapak dan ibu juga dapat saling berbagi data dengan kantor wilayah BI untuk memberikan gambaran yang lebih spartial per daerah," ujar dia.
   
Filianingsih juga berkeinginan agar data survei properti ini dapat berasal dari seluruh kota dan provinsi, dengan demikian ekonomi bisa terhindar dari kerentanan.
   
Melalui data yang sementara ini terdapat di 16 kota/ provinsi juga akan memudahkan dalam mengeluarkan kebijakan loan to value (LTV) apakah harus diperlonggar atau justru diperketat, jelas dia.
   
Filianingsih melihat kinerja properti di tahun 2018 cukup baik meskipun terdapat resiko dinamika global, untuk di 2019 diperkirakan masih membaik dengan prediksi pertumbuhan 5 sampai 5,4 persen, serta yang lebih menggembirakan lagi NPL di sektor properti mengalami penurunan di 2018.

Baca juga: Gubernur Bali minta REI perhatikan kearifan lokal
Baca juga: Pakar : Langkah Indonesia tepat untuk kebijakan ekonomi makro
Baca juga: BI siapkan empat amunisi pendorong pertumbuhan ekonomi

Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018