Jakarta, (ANTARA News) - Michael Jordan, pebasket legendaris yang membawa Chicago Bulls meraih enam cincin juara NBA dan sekarang pemilik klub Charlotte Hornets, menampar kepala bagian belakang Malik Monk karena kesal atas ulah pemainnya itu saat menghadapi Detroit Pistons, Rabu.

Jordan kesal karena Monk yang tidak berada di bangku pemain, berlari ke lapangan ketika pertandingan tersisa 0,3 detik untuk merayakan kemenangan atas Pistons.

Akibat perbuatan Monk tersebut, Hornets mendapat hukuman karena terlalu banyak pemain yang seharusnya berada di lapangan. Meski Pistons kemudian dihadiahi lemparan penalti akibat pelanggaran tersebut, beruntung Charlotte Hornets masih tetap bisa menang dengan skor akhir 108-107.

Jordan tampak kesal dengan aksi Monk yang baru bermain selama dua musim kompetisi di NBA dan kemudian menampar kepala bagian belakang pemain tersebut saat mereka terlibat adu mulut.

Tapi Jordan dan Monk kemudian terlibat mengakhiri pembicaraan dengan senyuman di wajah mereka.

"Itu hanya seperti kakak yang menampar adiknya, tidak ada maksud jahat. Hanya karena sayang," kata Jordan kepada Associated Press.

Jordan memang dikenal sebagai pemain yang sangat tekun dan benci dengan kekalahan. Ia dilaporkan pernah terlibat pertengkaran dengan Bill Clinton di lapangan golf, mencetak 38 angka meski dalam kondisi flu di final NBA 1997, serta memukul rekan satu tim Steve Kerr selama sesi latihan.

"Saya tidak sependapat dengan dia suatu ketika," kata Kerr yang sekarang pelatih kepala Golden State Warriors pada 2012.

"Ia memukul wajah saya, itu adalah salah satu hal terbaik yang pernah terjadi kepada saya. Saya kira saya kemudian lebih dihargai. Tapi sejak itu hubungaan kami jadi lebih dekat," kata Kerr.

Jordan adalah pemilih mayoritas klub Charlotte Hornets  pada  2010 dan sejak itu mereka hanya dua kali lolos ke babak playoff dan saat ini berada di peringkat enam Wilayah Timur kompetisi NBA.

Baca juga: Tony Parker belum habis, pimpin Hornets tundukkan Pistons

Baca juga: Sepatu Michael Jordan laris terjual Rp2,53 miliar

 

Pewarta: Atman Ahdiat
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2018