Ada ratusan anakan pohon sakura yang sedang kami perbanyak melalui Dinas Lingkungan Hidup
Kupang (ANTARA News) - Kabupaten Sumba Timur, siap mengembangkan wisata bunga sakura sebagai tujuan wisata baru di wilayah paling timur Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur, itu.

"Ada ratusan anakan pohon sakura yang sedang kami perbanyak melalui Dinas Lingkungan Hidup untuk siap dikembangkan secara besar-besaran mulai tahun 2019 ini," kata Bupati Sumba Timur Gidion Mbilijora ketika dihubungi Antara dari Kupang, Sabtu.

Ia mengatakan, pengembangan objek wisata baru ini dimulai dengan penanaman anakan pohon Sakura pada sejumlah titik di dalam Kota Waingapu seperti di depan Kantor Bupati, Lapangan Pemuda, dan Taman Kota.

Ke depan, lanjutnya, Sakura akan dikembangkan di padang-padang sabana karena sangat cocok iklim di daerah kering.

"Tapi meski ada yang jaga kalau dikembangkan di padang karena aspek keamanan terutama dari gangguan ternak," katanya.

Ia mengatakan akan menganjurkan pemerintah dan masyarakat desa yang memiliki padang untuk menanam pohon Sakura di pinggiran padangnya.

Menurutnya, pohon Sakura di Sumba Timur belakangan ini mulai populer di berbagai kalangan karena diketahui bisa tumbuh dan beradaptasi di daerah setempat.

Untuk itu, pemerintahannya dengan dukungan pemerintah provinsi akan mengembangkan secara besar-besaran sehingga menjadi bagian dari tujuan wisata baru.

"Pohon Sakura ini mulai berbunga sekitar bulan September dan bisa bertahan hingga lebih dari dua bulan sehingga cocok menjadi bagian dari tujuan wisata," katanya.

Gidion mengaku optimistis pengembangan wisata Bunga Sakura ini akan menjadi branding baru pariwisata di daerahnya karena selama ini wisatawan hanya bisa menjumpainya di Negara Jepang.

"Sehingga nanti Sumba Timur tidak hanya terkenal dengan wisata alam sabana dan pantai yang indah, keunikan megalitik, kuda sandelwood, kain tenun, dan lainnya tapi juga ada wisata baru yaitu Bunga Sakura," katanya.

Baca juga: Parade 1001 kuda sandelwood, atraksi wisata Pulau Sumba
 

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019