Jakarta (ANTARA News) - Sekitar 260 purnawirawan TNI AL yang tergabung dalam Paguyuban Jala Nusantara berkumpul di Jakarta, Minggu, dan mendeklarasikan dukungan mereka kepada calon presiden-wakil presiden, Jokowi-KH Ma’ruf Amin. Mereka bergerak menggalang dukungan di seluruh Indonesia demi kemenangan pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 01 itu. 

“Paguyuban Jala Nusantara ini terbentuk secara spontan oleh para purnawirawan TNI AL yang peduli akan NKRI tetap tegak berdasarkan empat konsensus dasar kebangsaan,” kata Ketua Umum Paguyuban Jala Nusantara, Laksamana Madya TNI (Purnawirawan) Freddy Numberi. 

Ia didapuk para purnawirawan pada paguyuban itu untuk memimpin organisasi itu. Ada beberapa mantan petinggi TNI AL yang duduk di struktur organisasinya, di antaranya di Dewan Penasehat, yaitu Laksamana TNI (Purnawirawan) Arief Koeshariadi, Laksamana TNI (Purnawirawan) Bernard Kent Sondakh, Laksamana TNI (Purnawirawan) Prof Dr Marsetio, Laksamana Madya TNI (Purnawirawan) Gatot Suwardi, dan Laksamana Madya TNI (Purnawirawan) Sumitro. 

Selain mereka, juga hadir mantan kepala staf TNI AL, Laksamana TNI (Purnawirawan) Ahmad Sucipto, dan banyak lagi mantan pimpinan serta pejabat TNI AL pada masanya. 

Di deretan kursi kehormatan, hadir juga Wakil Ketua DPD, Letnan Jenderal TNI Marinir (Purnawirawan) Nono Sampono, yang pada gilir bicaranya mengungkap berbagai hal terkait suksesi nasional dan alasan-alasan penting sikap mereka demi mempertahankan Indonesia dan ideologi Pancasila.

Selama ini, kata Numberi, purnawirawan TNI AL terkesan pasif dalam mengikuti dinamika perpolitikan, apalagi politik praktis meskipun mereka sebenarnya mengikuti secara cermat. 

“Kami sangat prihatin pula atas gonjang-ganjing kepentingan yang mengadudomba masyarakat. Sikap politik Jokowi-KH Ma’ruf Amin kami nilai tegas dalam mempertahankan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan ini sejalan dengan semangat dan komitmen kami sebagai purnawirawan TNI AL,” kata dia. 

Pada deklarasi itu, hadir memberikan paparan capaian dan kinerja pemerintahan kini adalah Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Pandjaitan. Ia memaparkan situasi Indonesia di tengah dinamika geoekonomi, geopolitik, dan keamanan global serta kecenderungan perekonomian global.

Ia menguraikan berbagai hal yang akan memberi nilai lebih pada eksploitasi kekayaan alam nasional, di antaranya target pendirian pusat keunggulan catu daya kendaraan berbasis listrik di Sulawesi. Investasi dan cara menggaet investor internasional untuk berbagai program investasi nasional juga dia utarakan. 

Seusai deklarasi, Marsetio menyatakan, “Para purnawirawan sudah bisa menentukan hak pilihnya. Wajarlah, sudah bisa dilihat siapa sich pemerintahan yang melaksanakan amanat rakyat? Ya yang sekarang ini, Pak Jokowi. Program-program kerjanya sudah terbukti demi kesejahteraan rakyat dan bervisi maritim.”

Maka dari itulah, kata dia, para purnawirawan TNI AL berkumpul dalam suatu paguyuban guna menyalurkan aspirasi politiknya. “Misalnya: Saya purnawirawan, saya tidak punya partai politik… Boleh gabung di sini, kami sangat terbuka untuk menyalurkan aspirasinya.”

Jika nanti terpilih lagi, kata dia, besar harapan pemerintahan berikut Jokowi akan meneruskan kebijakan-kebijakan yang telah baik berjalan, salah satunya demi menuju target pencapaian pendapatan perkapita 10.000 dolar Amerika Serikat dari sekarang di kisaran 3.500 dolar Amerika Serikat. 

Ia menyinggung hal yang bisa membumi, yaitu guna menggugah kegemaran masyarakat Indonesia akan wisata bahari. Penasehat menteri pariwisata di bidang wisata bahari ini menyatakan, banyak kemajuan pada aspek ini. 

Pendidikan kebaharian dan kemaritiman, sosialisasi dan peningkatan kesejahteraan nelayan. “Sektor pariwisata adalah salah satu sektor yang paling mudah mendapatkan devisa. Mencapai target 20 juta wisatawan mancanegara bisa terjadi dari semula hanya 9,3 juta orang. Bisa dicapai juga dengan mengubah regulasinya,” kata dia. 

“Contohnya, dulu wisatawan yang datang ke perairan Indonesia memakai kapal yacht memerlukan waktu sampai satu bulan karena ijinnya macam-macam. Sekarang, kurang dari 15 menit. Kenapa? Semuanya sudah online. Jadi sewaktu-waktu dia masuk, bisa sambil mengajukan ijin dari luar perairan Indonesia; dan semua proses itu tanpa biaya,” kata dia. 
 

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019