Bangkok (ANTARA News) - Pemimpin kudeta Thailand Jenderal Sonthi Bonyaratglin sesara resmi telah ditunjuk sebagai wakil perdana menteri, tapi ia membantah bahwa penunjukannya ke kabinet merupakan upaya untuk melekat ke kekuasaan. Raja Bhumibol Adulyadej menandatangani tugas baru Sonthi itu hanya dua hari setelah jenderal tersebut pensiun dari tentara dan mundur sebagai pemimpin junta Thailand. "Karena cocok dan bermanfaat bagi kerja pemerintah, Jenderal Sonthi Boonyaratglim ditunjuk sebagai wakil perdana menteri mulai 1 Oktober," titah raja mengatakan. Pengumuman itu tiba ketika kabinet Perdana Menteri Surayud Chulanont yang didukung-tentara diguncang oleh skandal saham yang meningkat, yang belum lama ini memaksa lima menteri, termasuk menteri dalam negeri, dan seorang jurubicara penting pemerintah untuk mundur. Surayud, yang ditempatkan oleh Sonthi menyusul kudeta tahun lalu yang menjatuhkan perdana menteri Thaksin Shinawatra, mengatakan ia akan mengambil jabatan menteri dalam negeri untuk dirinya. "Sonthi akan membantu saya dalam masalah keamanan, yang ia telah kerjakan selama waktu yang lama," kata Surayud pada wartawan. Kelima menteri dan jurubicara itu mundur setelah dituduh melanggar batas pemegangan saham yang diterapkan oleh undang-undang anti-korupsi. Pengunduran diri itu telah memicu kekhawatiran di antara investor bahwa pemilihan pada Desember mungkin akan ditangguhkan, yang mengurang sentimen di pasar saham Selasa. Pemilihan 23 Desember akan menjadi pemilihan pertama sejak kudeta tak berdarah itu. Sonthi telah mengumumkan Senin bahwa ia akan menjadi wakil perdana menteri dan mengawasi masalah dalam negeri, setelah ia menerima perintah pensiun dari tentara Minggu. Dalam satu langkah yang mengejutkan, Sonthi juga mundur sebagai pemimpin junta, yang meningkatkan spekulasi bahwa ia telah mengincar jabatan perdana menteri dalam pemilihan. Namun Sonthi Selasa menegaskan bahwa ia tidak berusaha untuk bergantung pada kekuasaan. "Mengambil jabatan itu pada waktu ini tidak akan dianggap sebagai saya berusaha untuk melekat pada kekuasaan," katanya pada wartawan sebelum pengabsahan raja. "Saya menerima beban ini untuk membantu pemerintah mengawasi negara kita. Saya tidak akan masuk politik," katanya. Sonthi adalah pemimpin tentara pertama yang Muslim di negara Budha itu. Ia telah memimpi kudeta yang menggulingkan Thaksin Shinawatra yang terpilih dua kali, tapi berjanji untuk memulihkan demokrasi dengan pemilihan Desember. Ia mengatakan prioritas pertamanya sebagai wakil perdana menteri akan berupa tindakan tegas pada pedagang gelap obat bius, demikian AFP.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007