Jakarta, (ANTARA News) - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio mengkhawatirkan isu-isu terkait lingkungan akan tenggelam, kalah dengan pangan serta ekonomi energi.

“Saya harapkan kedua capres sudah punya pemikiran mengenai perbaikan lingkungan, masyarakat adat dan kerusakan lahan karena kegiatan pembangunan infrastruktur, karena ini juga penting,” kata Hendri kepada Antaranews.com di Jakarta, Rabu.

Hendri hadir dalam acara diskusi menuju debat capres 2019, dalam acara tersebut kedua kubu diwakilkan oleh juru bicara masing-masing-masing-masing tim calon.

Dari kubu Jokowi - Ma’aruf diwakilkan oleh Taufik Basari, selaku juru bicara TKN, sedangkan dari Prabowo-Sandi diwakilkan oleh Faldo Maldini, selaku juru bicara BPN.

Menurut Hendri dalam simulasi debat tersebut dengan mewakilkan juru bicaranya, tema berlangsung menarik pada sub sektor energi, pangan dan infrastruktur, sebab dinilai menjadi ajang capaian dan kritik.

Namun, isu kerusakan lingkungan dan pelestarian lingkungan kurang menonjol dibandingkan pembicaraan tema lainnya. “Contohnya ada kasus masyarakat Kendeng yang mempertahankan lingkungannya, kemudian limbah Freeport, serta berkurangnya program reboisasi yang merusak flora-fauna, ini belum menjadi perhatian khusus,” kata Hendri.

Ia mengharapkan kedua capres dalam debat 17 Februari 2019, mendatang akan memiliki bahan pembicaraan yang menarik dari isu lingkungan tersebut , sebab itu menjadi pertanyaan publik juga yang perlu diketahui jawabannya .

Hendri menilai debat kedua nanti kedua capres akan terlihat otentik, sebab tidak ada kisi-kisi yang diberikan sebelumnya, sehingga setiap jawaban akan menunjukkan benar-benar misi apa yang dibawa dari masing-masing-masing-masing capres.

“Kritikan atau pertanyaan dari Pak Prabowo saya kira perlu lebih tajam lagi nantinya kepada petahana Jokowi, begitupula pak Jokowi yang selama ini terlihat merakyat, harus menunjukkan jawaban yang lebih tegas dalam menghadapi pak Prabowo,” jelas Hendri.

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019