Sebagai perusahaan manufaktur kosmetik nasional terbesar di Indonesia selalu berusaha mempertahankan citra brand sebagai brand yang halal ditengah ketatnya persaingan di industri kecantikan
Jakarta (ANTARA News) - Manajer Humas PT Paragon  Technology and Inovation (PT. PTI), Elsa Maharani selaku produsen kosmetik Wardah mengatakan pentingnya inovasi dalam upaya menjaga eksistensi di tengah-tengah ketatnya persaingan.

"Sebagai perusahaan manufaktur kosmetik nasional terbesar di Indonesia, kami selalu berusaha mempertahankan citra brand halal di tengah ketatnya persaingan di industri kecantikan," kata dia Jakarta, Kamis, pada acara "Wardah for New York Fashion Week"

Elsa Maharani mengatakan selain inovasi juga diperlukan kolaborasi dengan beberapa kalangan seperti selebriti, komunitas hijrah, dan lain-lain.

"Untuk menjaga eksistensi di tengah ketatnya persaingan, kami terus berusaha menjaga label sebagai produk halal, karena kami produsen kosmetik halal pertama di Indonesia," ucap Elsa.

Selain itu, Elsa menyataka cukup sering berkolaborasi dengan berbagai kalangan, misalnya komunitas hijrah untuk menjaga label sebagai produk halal dan agar tetap dikenal di masyarakat.

"Tidak hanya menjaga label sebagai produk halal, inovasi terhadap produk itu sendiri juga penting supaya tetap kekinian dan juga tetap menjawab kebutuhan para wanita," ujar Elsa

Menurutnya, menjaga produk yang tetap dikenal halal tetapi mengikuti tren yang ada adalah suatu hal yang penting.

"Dengan terus mencari tau apa yang sedang tren, dan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia, itu yang penting," ujar dia.

Elsa mengatakan bahwa dengan mengetahui tren dan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat, hal tersebutlah yang harus dikembangkan untuk tetap menjaga tempat di tengah persaingan dengan produk-produk kecantikan lainnya, lokal maupun berasal dari luar Indonesia.


Baca juga: Samsung, Xiaomi dan Wardah terpopuler di Harbolnas JD.ID

Baca juga: Paragon Summit Innovation 2018: bagaimana merangkul konsumen


 

Pewarta: Citra Maharani Herman dan Ganet Dirgantara
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019