Jakarta (ANTARA) - Penerbit-penerbit buku mancanegara lebih berminat membeli hak cipta buku anak dan resep masakan Indonesia menurut Ketua Panitia Indonesia International Book Fair Djadja Subagdja.

"Buku anak-anak diminati karena ilustrasinya bagus-bagus, sedangkan buku resep makanan karena mencerminkan kebudayaan Indonesia," kata Djadja di Jakarta, Rabu.

Sementara buku-buku nonfiksi seperti novel yang diminati penerbit mancanegara, menurut dia, biasanya buku-buku para penulis yang karyanya paling laris di Indonesia.

Menurut Djadja, penerbit dari setiap negara umumnya memiliki minat yang berbeda.

Ia mencontohkan buku-buku karya Habiburrahman El Shirazy, yang terkenal lewat karyanya "Ayat-Ayat Cinta", lebih diminati oleh penerbit dari Malaysia dan Brunei Darussalam. Buku klasik karya Buya Hamka juga sangat diminati oleh penerbit dari Malaysia.

"Mereka membelinya tanpa diterjemahkan, mungkin karena bahasa yang digunakan Hamka mirip dengan Bahasa Melayu yang digunakan warga Malaysia," kata Djadja.

Menurut dia tren pembelian hak cipta buku-buku Indonesia mulai melejit sejak Indonesia menjadi tamu kehormatan Frankfrut Bookfair 2015.

"Dari situ mereka melihat, bahwa banyak peluang kerja sama dari Indonesia," kata dia.

Ia berharap penyelenggaraan Indonesia International Book Fair (IIBF) menjadi salah satu wadah untuk mempertemukan penerbit Indonesia dengan penerbit mancanegara.

"Mudah-mudahan ada banyak hak cipta yang terjual dan terbeli," kata dia.

IIBF 2019 rencananya diselenggarakan 4-9 September di Jakarta Convention Center.

Baca juga:
IIBF 2019 targetkan 150 ribu pengunjung
International Book Fair 2018 targetkan 120.000 pengunjung

 

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019