Boyolali (ANTARA News) - Terbakarnya bus Gajah Mungkur Sejatera (GMS) jurusan Magetan - Jakarta bernomor polisi B7710WV di Desa Bulu Sari, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, pada Sabtu sekira pukul 18.00 WIB membuat arus lalu lintas dari arah Solo - Salatiga macet total hingga empat jam. Polisi dii lokasi kecelakaan terpaksa menghentikan arus lalu lintas dari arah Solo dan Salatiga, karena posisi bus yang terbakar berada di badan jalan raya, dan dapat membahayakan pemakai jalan. Arus lalu-lintas dari arah Salatiga juga macet total, tetapi dari arah kendaraan (arah barat) yang tidak terlanjur terjebak kemacetan sebagian melewati jalur alternatif pertigaan Tingkir atau Sruwen kemudian menuju arah Solo. Namun, kendaraan dari arah Solo berhenti dan harus menunggu sekitar empat jam. Seorang sopir bus jurusan Boyolali - Salatiga, Amin, kepada ANTARA News mengemukakan, "Kami sudah menunggu hingga empat jam, dan kendaraannya baru bisa jalan." Kapolwil Surakarta, Kombes Polisi Yontje Mende, mengatakan bahwa terbakarnya bus GMS diduga akibat radiator yang suhunya tinggi dan mengeluarkan percikan api. "Kendaraan kelemahannya pada radiator, jika air radiator kosong suhunya tinggi dan bisa keluarkan percikan api," katanya. Namun, pihaknya masih melakukan penyidikan penyebab terbakarnya bus yang membawa penumpang sebanyak 46 orang. Semua penumpang selamat dan sekarang dievakuasi ke Satlantas Boyolali. Pihak Perusahaan Otobus (PO) GMS langsung mengirimkan armada lagi ke Boyolali, sebagai mengganti bus yang terbakar untuk para penumpang yang ingin meneruskan perjalanan ke Jakarta, tetapi bagi yang ingin kembali ke Magetan, Jawa Timur juga akan disediakan angkutan lainnya. Selain itu, menurut Kapolwil Surakarta, pihaknya akan mendesak pihak PO GMS untuk menggati barang-barang para penumpang yang ikut terbakar bersama bus. "Kami usahakan barang-barang kalian yang terbakar diganti dari pihak PO GMS," katanya, saat ikut menenangkan para penumpang yang gelisah akibat semua barang-barangnya terbakar. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007