Serang (ANTARA News) - Asap letusan Gunung Anak Krakatau (GAK), di Selat Sunda, Provinsi Lampung, menyebar ke Pantai Anyer dan Carita, Banten , sehingga menjadi tontonan warga setempat. "Asap letusan Anak Krakatau berwana putih kelabu itu terlihat di Pantai Anyer dan Carita, Selasa (30/10), sekitar pukul 15.30 sampai 17.30 WIB," kata Anton, Kepala Pemantauan Gunung Anak Krakatau, di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Rabu. Menurut Anton, asap yang dimuntahkan Anak Krakatau disebabkan kian besarnya frekuensi letusan dan kegempaan vulkanik serta tremor. Pasalnya, setiap detik terjadi kegempaan disertai vulkanik A (dalam) dan vulkanik B (dangkal). Akan tetapi, hingga saat ini letusan Anak Krakatau masih status siaga level lII dan belum diturunkan menjadi waspada. Menurut dia, sampai saat ini aktivitas GAK berbahaya bagi wisatawan maupun nelayan, selain mengeluarkan asap serta lontaran batu panas yang disemburkan energi letusan gunung itu. Oleh karena itu, ia meminta kepada nelayan dan pengunjung, juga termasuk petugas pemantau gunung serta polisi air, agar hanya melihat dari kejauhan dengan radius tiga kilometer dari titik letusan gunung tersebut. "Selama delapan hari ini memantau perkembangan di lapangan belum bisa mendekat titik letusan karena berbahaya oleh semburan energi Anak Krakatau," kata Anton. Sukardi (30), warga Desa Pasauran, mengaku asap yang dikeluarkan oleh letusan aktivitas GAK tampak terlihat jelas, sehubungan cuaca sore itu baik dan tidak berawan. "Kami dan warga lainnya hanya kali ini melihat kemunculan asap berwarna kelabu sejak terjadi letusan Gunung Anak Krakatau,"katanya. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007