Jakarta (ANTARA) - Perusahaan teknologi finansial atau financial technology (fintech) pendanaan Finmas siap membantu potensi keuangan jutaan orang di Indonesia lewat pendekatan #SahabatFinansial.

“Finmas bertujuan untuk membantu jutaan orang Indonesia membuka potensi keuangan mereka melalui pendekatan #SahabatFinansial yang didasarkan pada prinsip-prinsip tanggung jawab, keamanan, kenyamanan, dan keterjangkauan," ujar Presiden Direktur Finmas Peter Lydian dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Peter mengatakan mendapat bimbingan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)  dan Sinar Mas di samping sumber daya dan keahlian teknologi dalam upayanya menjangkau setiap pengusaha mikro dan konsumen Indonesia yang kurang terlayani.

"Selain OJK dan Sinar Mas, kami juga didukung sumber daya dan keahlian teknologi dari Oriente, untuk dapat menjangkau setiap pengusaha mikro dan konsumen Indonesia yang kurang terlayani," katanya.

Menurut Peter, Indonesia sebagai negara agraris dan maritim dengan bentangan kepulauan yang luas merupakan aset utama ekonomi. Dibalik itu, keberadaan infrastruktur yang tidak merata dan kesenjangan kesetaraan dan kesempatan membuat ketimpangan kesejahteraan ekonomi.

Penelitian Asian Development Bank (ADB), Indonesia yang memiliki surplus demografi 265 juta jiwa mengalami kesenjangan inklusi keuangan dengan nilai sekitar 57 miliar dolar AS, dimana masyarakat yang belum terlayani akses jasa dan produk keuangan sebesar 203 juta orang.

Para generasi digital native dan investor yang berhati filantropis melihat kenyataan ini dan berpandangan bahwa teknologi dapat menjadi akselerator dan penyeimbang sehingga bermanfaat dan berdampak positif bagi kesejahteraan sosial - ekonomi masyarakat luas.

Masalah keuangan dapat diatasi dengan perhatian dan pengertian layaknya seorang sahabat. Saatnya rakyat kecil tersentuh layanan sahabat keuangan dan  teknologi informasi.

Penetrasi ponsel pintar telah memajukan serta menata ulang digitalisasi sektor finansial, memudahkan akses keuangan dan merubah pola-pikir dan perilaku masyarakat Indonesia, serta membuat sistem ekonomi Indonesia menjadi lebih efisien.

"Diharapkan dengan keberadaan asosiasi, industri fintech P2P lending dapat bertumbuh kuat dan sehat serta bermanfaat bagi kalangan yang belum terlayani oleh lembaga keuangan konvensional," kata Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia Adrian Gunadi.

Adrian menambahkan bahwa keberadaan fintech di Indonesia ditujukan untuk mewujudkan inklusi keuangan.

Baca juga: Industri tekfin diimbau permudah akses keuangan bagi disabilitas
Baca juga: AFPI berikan sertifikasi kepada 138 pimpinan tinggi calon tekfin

 

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019