Jakarta (ANTARA News) - Pengusaha Hashim Djojohadikusumo menyatakan pembelian lima arca antik dari Keraton Surakarta dilakukannya secara legal sebab transaksi itu melibatkan pemilik barang yakni Sri Susuhunan Pakubuwono XIII. "Transaksi itu sah sebab ada surat-surat asli barang dan ada tanda terimanya," kata juru bicara Hasjim Djojohadikusumo, Fadli Zon di Jakarta, Jumat. Bahkan, dokumen arca juga terdapat tanda tangan Pakubuwono XIII otentik. Ia mengatakan, transaksi itu dilaksanakan di Inggris dengan perantara Dr Hugo Kreijger, seorang ahli benda seni yang pernah bekerja lama di Balai Lelang Christie`s Amsterdam, Belanda. "Dr Hugo ini diakui sebagai ahli barang seni dari Indonesia dan Asia Tenggara. Reputasi dia cukup diakui di kalangan penggemar benda-benda seni," katanya. Menurut dia, dari informasi Hugo, Hashim tahu bahwa ada lima arca milik Pakubuwono XIII yang akan dijual ke luar negeri. "Karena rasa nasionalisme, barang seni itu dibeli dengan harapan tetap berada di Indonesia dan tidak dimiliki oleh orang luar negeri," katanya. Ia mengatakan, transaksi itu dilakukan di Inggris sebab sejak 10 tahun lalu hingga kini Hashim tinggal di sana dan hanya sesekali pulang ke Indonesia. "Bahkan, rumah Pak Hashim di Kemang sudah 10 tahun tidak ditempati," katanya. Dengan begitu, ia menegaskan bahwa pembelian arca itu tidak melibatkan pihak Museum Radya Pustaka. "Pembelian tidak juga melibatkan seseorang bernama Heru. Bertatap mukapun juga belum pernah," katanya. Ia mengatakan, Hashim mengetahui bahwa pembelian kelima arca menjadi masalah hukum dua hari lalu. "Pak Hashim terkejut sebab tidak menyangka masalah ini menarik perhatian publik padahal tujuan membelinya adalah untuk melestarikan budaya Indonesia," katanya. Hashim sendiri dipastikan akan datang ke Indonesia pekan depan dan akan memberikan penjelasan begitu tiba di Indonesia. Ditanya soal pemanggilan polisi, Fadli Zon mengatakan, hingga kini belum ada pemanggilan dari Poltabes Surakarta terhadap Hashim baik lewat alamat rumah maupun kantornya. Jika nantinya, dipanggil polisi pun, Hashim pasti akan mendatangi dan untuk itu ia telah menunjukkan seorang pengacara yang akan membantunya jika dipanggil penyidik. Fadli Zon menjelaskan, kelima arca itu nantinya akan ditempatkan di museum yang sedang dibangun di Universitas Indonesia sebagai bagian dari Perpustakaan Soemitro Djojohadikusumo. "Sebagai kolektor benda seni dan bersejarah Indonesia, Hashim mendapatkan koleksi dari balai lelang di luar negeri antara lain di London, Amsterdam, New York dan Hongkong," katanya. Tidak hanya sebagai kolektor benda seni, Hashim juga banyak membantu berbagai kegiatan termasuk pendidikan yang ada hubungannya dengan benda seni Indonesia. Bahkan, Hashim diminta Dirjen Sejarah Purbakala untuk memfasilitasi agar Prasasti Minto yang sekarang ini di Skotlandia dapat dibawa pulang ke Indonesia. Prasasti seberat empat ton ini dibawa oleh Raffles pada 1814 sebagai upeti Lord Minto. Kini, Hashim sedang negosiasi dengan ahli waris Minto untuk memulangkan prasasti itu. Kasus ini mencuat setelah ada laporan bahwa lima arca di Museum Radya Pustaka Surakarta yakni Agastya, Siwa Mahadewa, Mahakala dan dua arca Durga Mahesa Sura Madini hilang. Polisi menetapkan tiga karyawan museum dan seorang pedagang barang antik sebagai tersangka kasus ini. Kelima arca itu ditemukan di rumah Hashim di Kemang, Jakarta Selatan. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007