Cirebon (ANTARA News) - Sekitar 40 persen kapal patroli polisi yang jumlahnya sekitar 491 kapal memerlukan perbaikan terus menerus supaya bisa dioperasikan, sementara sisanya sekitar 60 persen mempunyai kondisi antara 70 persen sampai 80 persen. "Walaupun sarana terbatas, Polair tetap menunjukkan kemampuan terbaik untuk ikut mengamankan perairan Indonesia terutama di titik-titik rawan kejahatan," kata Direktur Polair Mabes Polri Brigjen IN Sutisna usai peresmian Markas Komando Polair Polda Jabar di Kota Cirebon, Selasa. Ia menjelaskan saat ini terdapat 41 kapal patroli yang berada di bawah Ditpolair Mabes Polri, sementara sekitar 450 kapal sisanya berada di bawah Polda-Polda di seluruh Indonesia. "Kalau berbicara jumlah ideal untuk kapal patroli maka semuanya menjadi relatif, yaitu tergantung anggaran keuangan negara, tetapi apa yang ada akan tetap dipelihara secara maksimal supaya bisa beroperasi optimal," katanya. Ia mencontohkan, Jepang yang mempunyai luas perairan hanya 12 persen dari Indonesia mempunyai kekuatan kapal patroli polisi mencapai 10 kali lipat kekuatan kapal patroli Polri, namun Polair Polri tetap bisa melaksanakan tugas secara optimal, Menurut Sutisna, pihaknya membuka pintu bagi Pemda atau swasta yang ingin berpartisipasi membantu sarana Polair baik berupa kapal patroli maupun perlengkapan lainnya. Ia juga meminta jajaran Polair Jawa Barat yang sudah mempunyai markas komando di Cirebon bisa meningkatkan kinerja untuk menjaga keamanan laut di wiyalah Polda Jabar dan ikut membina kamtibmas nelayan pesisir. Markas Polair Polda Jabar yang terletak di Jalan Diponegoro memang berada di pesisir pantai Kota Cirebon, namun masih belum dilengkapi dengan dermaga kapal patroli sehingga sejumlah kapal patroli Polda Jabar masih terparkir di dermaga Pelabuhan Cirebon.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007