Bandung (ANTARA News) - Forum Lintas Agama Kota Bandung yang terdiri atas berbagai tokoh agama, Selasa, mendatangi Gereja Katedral Santo Petrus untuk menyampaikan ucapan Natal kepada para jemaat. Setelah mengucapkan maksud kedatangannya di halaman gereja, masing-masing perwakilan memberikan bunga kepada perwakilan gereja sambil menyanyikan lagu "Satu Nusa Satu Bangsa". Ketua Forum Lintas Agama Deklarasi Sancang Kota Bandung, Kiagus Zaenal Mubarok mengatakan ucapan "Selamat Natal" ini diberikan oleh tokoh-tokoh agama dari Islam, Hindu, Budha, Konghucu, Katolik, dan Kristen Protestan dengan memberikan bunga putih lambang perdamaian. "Kami berkomitmen untuk hidup rukun dan damai serta bekerja sama untuk menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa sehingga semakin membangun kesadaran pentingnya pilar kerukunan beragama," ujar Kiagus. Kiagus juga menyatakan rasa kebanggaannya bahwa forum ini telah mampu menggalang kekuatan generasi muda dalam membangun pilar kerukunan beragama untuk membangun bangsa. Pembimas Hindu, Made Dwiana mengatakan dalam setiap agama selalu diajarkan tentang kerukunan dan perdamaian sehingga sudah menjadi keharusan menjaga hubungan baik dalam masyarakat. Dwiana menegaskan aksi ini hendaklah tidak bernuansa imitasi tetapi harus berdasarkan rasa kasih dan toleransi yang sejati. "Dalam ajaran Hindu terdapat Tri Hitakarana atau tiga penyebab kebahagiaan hidup dalam bermasyarakat dimana setiap orang harus menjaga hubungan yang harmonis dengan Tuhan, manusia dan alam," jelasnya. Pastur Gereja Katedral Santo Petrus, Leo van Beurden menyatakan rasa harunya terhadap solidaritas Forum Lintas Agama yang telah berkunjung ke gereja. "Sesuai dengan temanya, saya juga mengajak untuk bergandengan tangan perkokoh persaudaraan sejati menuju Kota Bandung bermartabat demi keutuhan bangsa," ujarnya. Salah satu upaya nyata dalam membangun kerukunan umat beragama, Forum Lintas Agama telah menyuarakan "Deklarasi Sancang" pada 10 November 2007, berisi komitmen untuk hidup dan damai dalam membangun keutuhan bangsa Indonesia.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007